Versi ISIS, 23 Tentara Filipina Tewas setelah 7 Truk Diledakkan
A
A
A
MANILA - Kelompok Islamic State (ISIS) mengklim bertanggung jawab atas tewasnya banyak tentara Filipina saat bertempur dengan Abu Sayyaf di Basilan, Sabtu pekan lalu. Versi ISIS, sebanyak 23 tentara Filipina tewas setelah tujuh truk diledakkan.
Kelompok Abu Sayyaf memang pernah bersumpah setia pada ISIS beberapa waktu lalu. Namun, militer Filipina mengaku masih menyelidiki keterkaitan Abu Sayyaf dengan ISIS yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi.
Klaim ISIS itu berbeda dengan keterangan militer Filipina yang menegaskan sebanyak 18 tentara mereka tewas dalam pertempuran sekitar 10 jam Sabtu lalu.
”Dengan kasih karunia Tuhan kita mampu meledakkan tujuh truk yang membawa tentara,” demikin pernyataan ISIS yang dirilis online, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/4/2016).
Juru bicara Komando Mindano Barat, Mayor Filemon Tan Jr., sebelumnya menyatakan dari 23 korban tewas dalam pertempuran hari Sabtu, tidak semua dari kubu militer Filipina. Menurutnya, ada lima militan Abu Sayyaf yang tewas, termasuk Ubida, putra Hapilon.
Abu Sayyaf dibentuk pada tahun 1991 dan terus memerangi Pemerintah Filipin. Pada Juli 2014, kelompok ini melakukan “Bayah” atau bersumpah setia kepada Daesh atau ISIS.
Pada bulan Maret 2016, salah satu faksi Abu Sayyaf membajak sebuah kapal dan menyandera 10 warga negara Indonesia (WNI) yang hingga kini belum dibebaskan.
Namun, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, memastikan 10 WNI tidak berada di Basilan atau di medan tempur militer Filipina dan Abu Sayyaf. Menlu Retno yang rutin melakukan kontak dengan otoritas Filipina menegaskan 10 WNI berada dalam kondisi baik.
Kelompok Abu Sayyaf memang pernah bersumpah setia pada ISIS beberapa waktu lalu. Namun, militer Filipina mengaku masih menyelidiki keterkaitan Abu Sayyaf dengan ISIS yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi.
Klaim ISIS itu berbeda dengan keterangan militer Filipina yang menegaskan sebanyak 18 tentara mereka tewas dalam pertempuran sekitar 10 jam Sabtu lalu.
”Dengan kasih karunia Tuhan kita mampu meledakkan tujuh truk yang membawa tentara,” demikin pernyataan ISIS yang dirilis online, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/4/2016).
Juru bicara Komando Mindano Barat, Mayor Filemon Tan Jr., sebelumnya menyatakan dari 23 korban tewas dalam pertempuran hari Sabtu, tidak semua dari kubu militer Filipina. Menurutnya, ada lima militan Abu Sayyaf yang tewas, termasuk Ubida, putra Hapilon.
Abu Sayyaf dibentuk pada tahun 1991 dan terus memerangi Pemerintah Filipin. Pada Juli 2014, kelompok ini melakukan “Bayah” atau bersumpah setia kepada Daesh atau ISIS.
Pada bulan Maret 2016, salah satu faksi Abu Sayyaf membajak sebuah kapal dan menyandera 10 warga negara Indonesia (WNI) yang hingga kini belum dibebaskan.
Namun, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, memastikan 10 WNI tidak berada di Basilan atau di medan tempur militer Filipina dan Abu Sayyaf. Menlu Retno yang rutin melakukan kontak dengan otoritas Filipina menegaskan 10 WNI berada dalam kondisi baik.
(mas)