Rusia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Kota yang Dikepung ISIS
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan, pihaknya telah memberikan 30 ton bantuan kemanusiaan ke kota Deir al-Zor, Suriah, kota yang dikepung oleh milisi ISIS.
"Pengiriman kargo dilakukan dari lapangan terbang Hmeimim menggunakan pesawat Il-76 dari Angkatan Udara Suriah, serta dengan pesawat Rusia Su-30 dan Su-35," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (7/4/2016) dikutip dari Sputnik.
Untuk diketahui, sekitar 2.000 penduduk Deir al-Zor membutuhkan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan bantuan lainnya. Sedangkan pada akhir Februari lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad Hussein mengatakan, lebih dari 450.000 orang terperangkap di kota-kota yang terkepung di seluruh Suriah, di mana lembaga-lembaga kemanusiaan tidak bisa memberi mereka bantuan.
Suriah terperosok dalam perang saudara sejak Maret 2011, dimana pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad memerangi berbagai faksi oposisi dan kelompok-kelompok ekstremis.
Pada 27 Februari, gencatan senjata yang dipelopori Amerika Serikat (AS)-Rusia mulai berlaku dan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang bertikai. Namun, gencatan senjata itu tidak berlaku bagi ISIS dan sayap kelompok Al-Qaeda di Suriah, Front al-Nusra.
"Pengiriman kargo dilakukan dari lapangan terbang Hmeimim menggunakan pesawat Il-76 dari Angkatan Udara Suriah, serta dengan pesawat Rusia Su-30 dan Su-35," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (7/4/2016) dikutip dari Sputnik.
Untuk diketahui, sekitar 2.000 penduduk Deir al-Zor membutuhkan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan bantuan lainnya. Sedangkan pada akhir Februari lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad Hussein mengatakan, lebih dari 450.000 orang terperangkap di kota-kota yang terkepung di seluruh Suriah, di mana lembaga-lembaga kemanusiaan tidak bisa memberi mereka bantuan.
Suriah terperosok dalam perang saudara sejak Maret 2011, dimana pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad memerangi berbagai faksi oposisi dan kelompok-kelompok ekstremis.
Pada 27 Februari, gencatan senjata yang dipelopori Amerika Serikat (AS)-Rusia mulai berlaku dan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang bertikai. Namun, gencatan senjata itu tidak berlaku bagi ISIS dan sayap kelompok Al-Qaeda di Suriah, Front al-Nusra.
(ian)