Militer dan Kelompok Oposisi Baku Tembak di Ibukota Kongo
A
A
A
BRAZZAVILLE - Baku tembak mengguncang ibukota Republik Kongo dan mengoyak ketenangan negara itu pasca menggelar pemilihan ulang terhadap Presiden Denis Sassou Nguesso yang disengketakan pada bulan lalu.
Baku tembak pecah di wilayah oposisi Makelekel dan Bacongo selama kurang lebih tiga jam. Sempat terhenti selama dua jam kemudian, baku tembak kembali terjadi dan berlangsung intensif hingga siang hari, seiring helikopter militer melakukan patroli di Brazzaville selatan.
"Orang-orang bangun pagi ini dalam ketakutan karena ada tembakan. Penyebab baku tembak ini adalah mereka yang ikut serta dalam pemilu," kata seorang presenter di Tele Kongo.
Saksi mata mengatakan, anak muda pendukung oposisi meneriakkan "Sassou, pergi!". Barikade pun didirikan di dekat bundaran utama di lingkungan Makelekele, selatan Brazzaville. Mereka juga membakar kantor walikota dan pos polisi setempat, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/4/2016).
Baku tembak ini menyebabkan ratusan warga Brazzaville selatan melarikan diri dari lingkungan mereka dengan berjalan kaki menuju utara kota. Mereka membawa sejumlah harta benda di kepala mereka.
Para pejabat pemerintah tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar. Tetapi, televisi pemerintah mengatakan bahwa pihak-pihak yang menolak kemenangan presiden dalam pemilihan 20 Maret lalu sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Baku tembak pecah di wilayah oposisi Makelekel dan Bacongo selama kurang lebih tiga jam. Sempat terhenti selama dua jam kemudian, baku tembak kembali terjadi dan berlangsung intensif hingga siang hari, seiring helikopter militer melakukan patroli di Brazzaville selatan.
"Orang-orang bangun pagi ini dalam ketakutan karena ada tembakan. Penyebab baku tembak ini adalah mereka yang ikut serta dalam pemilu," kata seorang presenter di Tele Kongo.
Saksi mata mengatakan, anak muda pendukung oposisi meneriakkan "Sassou, pergi!". Barikade pun didirikan di dekat bundaran utama di lingkungan Makelekele, selatan Brazzaville. Mereka juga membakar kantor walikota dan pos polisi setempat, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/4/2016).
Baku tembak ini menyebabkan ratusan warga Brazzaville selatan melarikan diri dari lingkungan mereka dengan berjalan kaki menuju utara kota. Mereka membawa sejumlah harta benda di kepala mereka.
Para pejabat pemerintah tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar. Tetapi, televisi pemerintah mengatakan bahwa pihak-pihak yang menolak kemenangan presiden dalam pemilihan 20 Maret lalu sebagai pihak yang bertanggung jawab.
(ian)