Azerbaijan: Kami Siap Lanjutan Upaya Damai dengan Armenia
A
A
A
MOSKOW - Pihak Azerbaijan mengatakan mereka siap untuk melanjutkan upaya damai dengan Armenia. Kesiapan itu diutarakan oleh Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu.
Bulbuloglu menuturkan, negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Dirinya juga menyebut, jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia.
"Upaya dari solusi damai untuk konflik ini telah berlangsung selama 22 tahun. Berapa banyak waktu lagi yang dibutuhkan? Kami siap untuk solusi damai untuk masalah ini. Tapi jika tidak bisa diselesaikan secara damai, maka kita akan menyelesaikannya dengan cara militer," kata Bulbuloglu, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4).
Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.
Iran, Rusia, OSCE dan PBB terus mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang tidak perlu, dan kembali lagi kepada jalur damai untuk menyelesaikan masalah ini.
Bulbuloglu menuturkan, negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Dirinya juga menyebut, jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia.
"Upaya dari solusi damai untuk konflik ini telah berlangsung selama 22 tahun. Berapa banyak waktu lagi yang dibutuhkan? Kami siap untuk solusi damai untuk masalah ini. Tapi jika tidak bisa diselesaikan secara damai, maka kita akan menyelesaikannya dengan cara militer," kata Bulbuloglu, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4).
Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.
Iran, Rusia, OSCE dan PBB terus mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang tidak perlu, dan kembali lagi kepada jalur damai untuk menyelesaikan masalah ini.
(esn)