PM Netanyahu: Saatnya Israel dan Indonesia Berhubungan Resmi
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyerukan pembentukan hubungan diplomatik resmi antara Israel dan Indonesia. Netanyahu menyebut kedua negara adalah “sekutu” dalam hal memerangi terorisme.
Seruan Netanyahu itu disampaikan hari Senin waktu Yerusalem. Namun, Pemerintah Indonesia sudah berulang kali menegaskan bahwa Indonesia dan Israel tidak akan menjalin hubungan diplomatik sebelum Palestina merdeka.
”Sudah waktunya untuk menjadi hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kami memiliki banyak peluang kerjasama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi tinggi,” katanya di hadapan delegasi wartawan Indonesia.
Netanyahu mengatakan pembinaan hubungan kedua negara didorong oleh upaya anti-teror dan faktor ekonomi. Netanyahu selama ini juga mengklaim bahwa Israel “akrab” dengan negara-negara Arab moderat.
”Sudah waktunya untuk mengubah hubungan kami, karena alasan mencegah tidak lagi relevan,” katanya, mengacu pada upaya mencegah aksi terorisme. Dia menambahkan bahwa Yerusalem dan Jakarta adalah "sekutu" dalam melawan ancaman terorisme.
PM Netanyahu melanjutkan, bahwa dia menjalin pertemanan pribadi dengan orang-orang Indonesia.”Saya punya cukup teman Facebook, beberapa orang Indonesia,” katanya, seperti dikutip Times of Israel, Senin (28/3/2016).
Pada awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely, mengatakan kepada anggota Knesset bahwa Israel memiliki hubungan rahasia dengan Indonesia. Dia membela keputusan Israel untuk melarang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi untuk memasuki Ramalallah, Palestina, karena dia tidak berencana untuk mengunjungi para pejabat Israel di Yerusalem.
Menlu Retno kala itu telah dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riyad Al-Maliki, untuk meresmikan sebuah konsulat kehormatan di Ramallah. Namun, karena ada larangan melintas dari Israel, Retno memindahkan pertemuan itu ke Amman, Yordania.
Seruan Netanyahu itu disampaikan hari Senin waktu Yerusalem. Namun, Pemerintah Indonesia sudah berulang kali menegaskan bahwa Indonesia dan Israel tidak akan menjalin hubungan diplomatik sebelum Palestina merdeka.
”Sudah waktunya untuk menjadi hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kami memiliki banyak peluang kerjasama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi tinggi,” katanya di hadapan delegasi wartawan Indonesia.
Netanyahu mengatakan pembinaan hubungan kedua negara didorong oleh upaya anti-teror dan faktor ekonomi. Netanyahu selama ini juga mengklaim bahwa Israel “akrab” dengan negara-negara Arab moderat.
”Sudah waktunya untuk mengubah hubungan kami, karena alasan mencegah tidak lagi relevan,” katanya, mengacu pada upaya mencegah aksi terorisme. Dia menambahkan bahwa Yerusalem dan Jakarta adalah "sekutu" dalam melawan ancaman terorisme.
PM Netanyahu melanjutkan, bahwa dia menjalin pertemanan pribadi dengan orang-orang Indonesia.”Saya punya cukup teman Facebook, beberapa orang Indonesia,” katanya, seperti dikutip Times of Israel, Senin (28/3/2016).
Pada awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely, mengatakan kepada anggota Knesset bahwa Israel memiliki hubungan rahasia dengan Indonesia. Dia membela keputusan Israel untuk melarang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi untuk memasuki Ramalallah, Palestina, karena dia tidak berencana untuk mengunjungi para pejabat Israel di Yerusalem.
Menlu Retno kala itu telah dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riyad Al-Maliki, untuk meresmikan sebuah konsulat kehormatan di Ramallah. Namun, karena ada larangan melintas dari Israel, Retno memindahkan pertemuan itu ke Amman, Yordania.
(mas)