Kerry: Bom di Brussels Tanda AS-Rusia Harus Bersatu
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menuturkan, serangan Brussels merupakan tanda bahwa AS dan Rusia harus bersatu untuk melawan terorisme, khususnya di Suriah.
Kerry, yang berbicara paska melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow mengatakan, serangan Brussesl adalah dampak dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Sehingga, jika Rusia dan AS mau bekerjasama memerangi teroris di Timur Tengah, dan membawa perdamaian di sana, maka kedua negara akan mampu untuk mempersempit gerak kelompok teror.
"Benar-benar tidak ada yang bisa berbuat lebih banyak untuk mempengaruhi apa yang terjadi di Brussels daripada untuk membuat AS dan Rusia secara efektif berbuat yang sama mengenai Suriah dan mengakhiri pertempuran di Suriah," kata Kerry, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (25/3).
"Jika kita mengakhiri perang di Suriah, kami akan mengakhiri tekanan pada semua atau wilayah dengan para pengungsi, dengan orang-orang, dengan ekstremis yang menggunakan kekacauan sebagai sarana mencapai tujuan mereka. Semakin cepat kita mengakhiri kekacauan, semakin cepat kita mengisolasi teroris, semakin cepat kita memulihkan stabilitas dan perdamaian," sambungnya.
Dirinya menambahkan, Moskow perlu mengambil sejumlah keputusan penting tentang kerja sama dengan Washington dalam memerangi Daesh (ISIS) untuk memulihkan stabilitas di Timur Tengah.
Kerry, yang berbicara paska melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow mengatakan, serangan Brussesl adalah dampak dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Sehingga, jika Rusia dan AS mau bekerjasama memerangi teroris di Timur Tengah, dan membawa perdamaian di sana, maka kedua negara akan mampu untuk mempersempit gerak kelompok teror.
"Benar-benar tidak ada yang bisa berbuat lebih banyak untuk mempengaruhi apa yang terjadi di Brussels daripada untuk membuat AS dan Rusia secara efektif berbuat yang sama mengenai Suriah dan mengakhiri pertempuran di Suriah," kata Kerry, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (25/3).
"Jika kita mengakhiri perang di Suriah, kami akan mengakhiri tekanan pada semua atau wilayah dengan para pengungsi, dengan orang-orang, dengan ekstremis yang menggunakan kekacauan sebagai sarana mencapai tujuan mereka. Semakin cepat kita mengakhiri kekacauan, semakin cepat kita mengisolasi teroris, semakin cepat kita memulihkan stabilitas dan perdamaian," sambungnya.
Dirinya menambahkan, Moskow perlu mengambil sejumlah keputusan penting tentang kerja sama dengan Washington dalam memerangi Daesh (ISIS) untuk memulihkan stabilitas di Timur Tengah.
(esn)