Kemlu Berharap WNI Korban Aksi Teror di Brussels Tak Bertambah
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berharap tidak ada lagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban akibat serangan bom di Brussels, Selasa lalu. Dalam serangan itu 34 orang tewas, dan 140 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kekhawatiran akan adanya kemungkinan korban tambahan dari sisi WNI muncul karena masih banyak korban tewas yang belum teridentifikasi, baik korban dalam serangan di Bandara ataupun stasiun metro.
"Semoga korban dari sisi WNI tidak bertambah. Masih banyak yang belum teridentifikasi, KBRI masih mencari tahu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanantha Nassir pada Kamis (24/3/2016).
"Masih ada 12 korban karena tidak ada ID Card, jadi tidak bisa diidentifikasi. Sementara itu ada 10 korban Metro yang tidak dapat dikenali otoritas setempat. Setelah cek DNA baru bisa diketahui," sambungnya.
Sejauh ini diketahui ada tiga orang WNI yang menjadi korban. ketiga orang itu adalah seorang ibu dan dua orang anaknya. Dari ketiga orang tersebut baru dapat dipastikan dua diantaranya adalah WNI, dan satu orang lainnya, yakni anak temuda yang berusia 6 tahun, masih diperiksa kewarganegaraanya.
Kekhawatiran akan adanya kemungkinan korban tambahan dari sisi WNI muncul karena masih banyak korban tewas yang belum teridentifikasi, baik korban dalam serangan di Bandara ataupun stasiun metro.
"Semoga korban dari sisi WNI tidak bertambah. Masih banyak yang belum teridentifikasi, KBRI masih mencari tahu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanantha Nassir pada Kamis (24/3/2016).
"Masih ada 12 korban karena tidak ada ID Card, jadi tidak bisa diidentifikasi. Sementara itu ada 10 korban Metro yang tidak dapat dikenali otoritas setempat. Setelah cek DNA baru bisa diketahui," sambungnya.
Sejauh ini diketahui ada tiga orang WNI yang menjadi korban. ketiga orang itu adalah seorang ibu dan dua orang anaknya. Dari ketiga orang tersebut baru dapat dipastikan dua diantaranya adalah WNI, dan satu orang lainnya, yakni anak temuda yang berusia 6 tahun, masih diperiksa kewarganegaraanya.
(ian)