Mortir ISIS Hantam Pos Pemeriksaan, 13 Polisi Mesir Tewas
A
A
A
KAIRO - Sedikitnya 13 polisi Mesir tewas di Semenanjung Sinai ketika militan Islam menembakkan mortir di sebuah pos pemeriksaan keamanan di kota Arish. Demikian dikatakan sebuah sumber di badan keamanan dan medis Mesir.
Tidak hanya itu, ambulans pun menjadi sasaran tembakan artileri berat saat menuju lokasi kejadian untuk menyelamatkan para korban. Saksi mata melaporkan ia mendengar sebuah ledakan besar. Ia juga mengatakan, pintu masuk dan keluar kota telah ditutup oleh aparat keamanan.
Sumber-sumber kemanan mengatakan, pasukan pemerintah kemudian berhasil membunuh lima militan yang melakukan aksi penyerangan itu.
Kelompok ekstrimis ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Pernyataan itu diposting di dunia maya dan pengakuan itu ditegaskan oleh media pemerintah Mesir, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (20/3/2016).
Mesir sendiri tengah berjuang melawan pemberontakan pasca penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer pada pertengahan 2013. Pemberontakan dilakukan oleh kelompok militan Sinai yang telah bersumpah setia kepada ISIS. Kelompok ini telah menewaskan ratusan tentara dan polisi dan mulai menyerang target-target Barat dalam negeri.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi menggambarkan militansi Islam sebagai ancaman eksistensial ke Mesir, yang berstatus sekutu Amerika Serikat. ISIS sendiri telah mengontrol sebagian besar wilayah Irak. Mereka juga hadir di Libya, yang berbatasan dengan Mesir.
Tidak hanya itu, ambulans pun menjadi sasaran tembakan artileri berat saat menuju lokasi kejadian untuk menyelamatkan para korban. Saksi mata melaporkan ia mendengar sebuah ledakan besar. Ia juga mengatakan, pintu masuk dan keluar kota telah ditutup oleh aparat keamanan.
Sumber-sumber kemanan mengatakan, pasukan pemerintah kemudian berhasil membunuh lima militan yang melakukan aksi penyerangan itu.
Kelompok ekstrimis ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Pernyataan itu diposting di dunia maya dan pengakuan itu ditegaskan oleh media pemerintah Mesir, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (20/3/2016).
Mesir sendiri tengah berjuang melawan pemberontakan pasca penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer pada pertengahan 2013. Pemberontakan dilakukan oleh kelompok militan Sinai yang telah bersumpah setia kepada ISIS. Kelompok ini telah menewaskan ratusan tentara dan polisi dan mulai menyerang target-target Barat dalam negeri.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi menggambarkan militansi Islam sebagai ancaman eksistensial ke Mesir, yang berstatus sekutu Amerika Serikat. ISIS sendiri telah mengontrol sebagian besar wilayah Irak. Mereka juga hadir di Libya, yang berbatasan dengan Mesir.
(ian)