Jenderal Pentagon Akui AS Tak Siap Perang Besar Lawan Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Seorang jenderal top Pentagon memberi kesaksian dalam sidang Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa AS tidak siap untuk perang berskala besar melawan Rusia, China, Iran dan Korea Utara (Korut).
Jenderal yang mengungkap ketidaksiapan militer AS itu adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Mark Milley. Ketidaksiapan militer AS bermuara pada anggaran. Dia menyuarakan “keprihatinan serius” pada masalah itu.
Jenderal Milley pada hari Rabu di Gedung Komite Angkatan Bersenjata Kongres AS mengatakan, AS masih siap untuk memerangi kelompok teror Islamic State (ISIS) dan kelompok teror lain seperti di Afghanistan. Tapi, kata dia, setelah hampir 15 tahun menjalankan misi anti-teror, ada “pemotongan” pasukan yang membuat kesiapan untuk perang berskala besar telah habis.
Menurutnya, ada empat kekuatan besar yang bernama China, Iran, Korea Utara dan Rusia. Kepada para legislator, Jenderal Milley mengatakan, rakyat AS akan berharap bahwa militer Washington dapat mengatasi dua dari empat kekuatan besar dalam satu waktu. Tapi, menurutnya hal itu tidak realistis untuk kondisi saat ini.
”(Tentara) tidak di tingkat yang dapat mengeksekusisecaramemuaskan, baik dari segi waktu danbiaya untuk tujuan militer,” katanya, seperti dikutip Mirror, Kamis (17/3/2016).
Dalam sidang Kongres terkait pengajuan anggarantahun fiskal 2017 untuk militer, Sekretaris Angkatan Udara; Deborah James, mengatakanbahwasetengah dari pasukan tempurnya tidak cukup siap untuk melawan negara seperti Rusia.
"Uang ini berguna untuk kesiapan, tetapi untuk melangkah dan melakukan pelatihan, itu adalah sama pentingnya,” ujar James.
Awal bulan ini, pihak Angkatan Udara AS mengatakan bahwa mereka kekurangan lebih dari 500 pilot pesawat tempur.
Belanja militer AS telahmeningkat tajam sejak serangan teror 9/11 dan itu telahmencatatkan AS sebagai negara dengan anggaran militer terbesar di dunia.
Pada tahun fiskal 2017, militer AS mengajukan anggaran USD148 miliar. Jumlah itu meningkat dari pengajuan tahun fiskal 2016 yakni sebesar USD146,9 miliar.
Jenderal yang mengungkap ketidaksiapan militer AS itu adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Mark Milley. Ketidaksiapan militer AS bermuara pada anggaran. Dia menyuarakan “keprihatinan serius” pada masalah itu.
Jenderal Milley pada hari Rabu di Gedung Komite Angkatan Bersenjata Kongres AS mengatakan, AS masih siap untuk memerangi kelompok teror Islamic State (ISIS) dan kelompok teror lain seperti di Afghanistan. Tapi, kata dia, setelah hampir 15 tahun menjalankan misi anti-teror, ada “pemotongan” pasukan yang membuat kesiapan untuk perang berskala besar telah habis.
Menurutnya, ada empat kekuatan besar yang bernama China, Iran, Korea Utara dan Rusia. Kepada para legislator, Jenderal Milley mengatakan, rakyat AS akan berharap bahwa militer Washington dapat mengatasi dua dari empat kekuatan besar dalam satu waktu. Tapi, menurutnya hal itu tidak realistis untuk kondisi saat ini.
”(Tentara) tidak di tingkat yang dapat mengeksekusisecaramemuaskan, baik dari segi waktu danbiaya untuk tujuan militer,” katanya, seperti dikutip Mirror, Kamis (17/3/2016).
Dalam sidang Kongres terkait pengajuan anggarantahun fiskal 2017 untuk militer, Sekretaris Angkatan Udara; Deborah James, mengatakanbahwasetengah dari pasukan tempurnya tidak cukup siap untuk melawan negara seperti Rusia.
"Uang ini berguna untuk kesiapan, tetapi untuk melangkah dan melakukan pelatihan, itu adalah sama pentingnya,” ujar James.
Awal bulan ini, pihak Angkatan Udara AS mengatakan bahwa mereka kekurangan lebih dari 500 pilot pesawat tempur.
Belanja militer AS telahmeningkat tajam sejak serangan teror 9/11 dan itu telahmencatatkan AS sebagai negara dengan anggaran militer terbesar di dunia.
Pada tahun fiskal 2017, militer AS mengajukan anggaran USD148 miliar. Jumlah itu meningkat dari pengajuan tahun fiskal 2016 yakni sebesar USD146,9 miliar.
(mas)