Tembakkan Dua Rudal Balistik, Kim Jong-un Semakin Nekat
A
A
A
SEOUL - Militer Korea Utara (Korut) menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke lepas pantai Laut Timur atau Laut Jepang dekat Kota Wonsan, pag ini (10/3/2016). Tembakan dua rudal itu menunjukkan kenekatan rezim Kim Jong-un setelah mengumumkan rudal balistiknya mulai dipasangi hulu ledak nuklir.
Militer Korea Selatan (Korsel) yang memantau penembakan rudal rezim Pyongyang mengatakan, dua rudal balistik Korut melesat sejauh 500 km (30 mil).
Korut memiliki cadangan rudal jarak pendek dalam jumlah melimpah dan terus mengembangkan rudal jarak jauh dan rudal antarbenua.
Manuver terbaru rezim Kim Jong-un ini semakin memanaskan ketegangan di Semenanjung Korea, di mana Amerika Serikat (AS) dan Korsel menggelar latihan perang besar-besaran dengan mensimulasikan invasi terhadap Korut.
Pekan lalu, Korut telah menembakkan enam rudal ke Laut Jepang menggunakan sistem peluncur roket (MLRS) dari Wonsan. Penemabakan enam rudal itu diawasi langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un yang telah memerintahkan militernya untuk menyiagakan semua senjata nuklir untuk siap menyerang musuh setiap saat.
Kemarin, Kim Jong-un telah mengumumkan bahwa militernya telah memasang hulu ledak nuklir di rudal-rudal balistik. Jika rudal itu ditembakkan, efeknya tak jauh beda dengan ledakan miniatur bom hidrogen yang pernah diuji coba Korut pada 6 Januari 2016 lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, menolak untuk mengomentari pengumuman dari Kim Jong-un itu. Namun, dia menuduh pernyataan Kim Jong-un itu sebagai “retorika provokatif”.
”Saya akan mengatakan bahwa pemuda itu perlu membayar lebih untuk memperhatikan rakyat Korea Utara dan merawat mereka ketimbang mengejar semacam kemampuan yang sembrono ini,” kata John Kirby, seperti dikutip Reuters.
Pentagon masih meremehkan kemampuan hulu ledak nuklir Korut. Kendati demikian, juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan, pertahanan rudal balistik AS tetap harus disiapkan.
Militer Korea Selatan (Korsel) yang memantau penembakan rudal rezim Pyongyang mengatakan, dua rudal balistik Korut melesat sejauh 500 km (30 mil).
Korut memiliki cadangan rudal jarak pendek dalam jumlah melimpah dan terus mengembangkan rudal jarak jauh dan rudal antarbenua.
Manuver terbaru rezim Kim Jong-un ini semakin memanaskan ketegangan di Semenanjung Korea, di mana Amerika Serikat (AS) dan Korsel menggelar latihan perang besar-besaran dengan mensimulasikan invasi terhadap Korut.
Pekan lalu, Korut telah menembakkan enam rudal ke Laut Jepang menggunakan sistem peluncur roket (MLRS) dari Wonsan. Penemabakan enam rudal itu diawasi langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un yang telah memerintahkan militernya untuk menyiagakan semua senjata nuklir untuk siap menyerang musuh setiap saat.
Kemarin, Kim Jong-un telah mengumumkan bahwa militernya telah memasang hulu ledak nuklir di rudal-rudal balistik. Jika rudal itu ditembakkan, efeknya tak jauh beda dengan ledakan miniatur bom hidrogen yang pernah diuji coba Korut pada 6 Januari 2016 lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, menolak untuk mengomentari pengumuman dari Kim Jong-un itu. Namun, dia menuduh pernyataan Kim Jong-un itu sebagai “retorika provokatif”.
”Saya akan mengatakan bahwa pemuda itu perlu membayar lebih untuk memperhatikan rakyat Korea Utara dan merawat mereka ketimbang mengejar semacam kemampuan yang sembrono ini,” kata John Kirby, seperti dikutip Reuters.
Pentagon masih meremehkan kemampuan hulu ledak nuklir Korut. Kendati demikian, juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan, pertahanan rudal balistik AS tetap harus disiapkan.
(mas)