Diancam Saudi, Suriah Murka
A
A
A
DAMASKUS - Pemerintah Suriah lagi-lagi dibuat murka oleh Arab Saudi. Kali ini yang menjadi penyebabnya adalah pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Jubeir.
Menurut Suriah, pernyataan yang dilontarkan Jubeir, yang berisi ancaman kepada pemerintah Suriah adalah upaya untuk menggagalkan gencatan senjata di Suriah, yang memang sudah sangat rapuh.
"Apa yang diutarakan Adel al-Jubeir tentang rencana cadangan, terkait perkembangan saat ini di Suriah hanyalah upaya untuk menggagalkan penghentian permusuhan," kata seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Suriah dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/2).
Seperti diberitakan sebelumnya, Jubeir menuduh Rusia dan Angkatan Udara pemerintah Suriah melanggar penghentian permusuhan di Suriah. Ia pun mengatakan, Riyadh akan membahas masalah tersebut dengan kekuatan internasional.
Jubeir mengatakan, bahwa adanya rencana cadangan atau Plan B menjadi jelas dibutuhkan, karena pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dan sekutunya tidak serius melakukan gencatan senjata. Namun, Jubeir tidak memberikan rincian rencana cadangan tersebut.
"Saya percaya, mematuhi gencatan senjata akan menjadi indikator penting dari keseriusan untuk mencapai solusi damai terhadap krisis Suriah yang akan mencakup pengaturan otoritas transisi dan transfer kekuasaan dari Bashar ke dewan ini," kata Jubeir.
Menurut Suriah, pernyataan yang dilontarkan Jubeir, yang berisi ancaman kepada pemerintah Suriah adalah upaya untuk menggagalkan gencatan senjata di Suriah, yang memang sudah sangat rapuh.
"Apa yang diutarakan Adel al-Jubeir tentang rencana cadangan, terkait perkembangan saat ini di Suriah hanyalah upaya untuk menggagalkan penghentian permusuhan," kata seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Suriah dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/2).
Seperti diberitakan sebelumnya, Jubeir menuduh Rusia dan Angkatan Udara pemerintah Suriah melanggar penghentian permusuhan di Suriah. Ia pun mengatakan, Riyadh akan membahas masalah tersebut dengan kekuatan internasional.
Jubeir mengatakan, bahwa adanya rencana cadangan atau Plan B menjadi jelas dibutuhkan, karena pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dan sekutunya tidak serius melakukan gencatan senjata. Namun, Jubeir tidak memberikan rincian rencana cadangan tersebut.
"Saya percaya, mematuhi gencatan senjata akan menjadi indikator penting dari keseriusan untuk mencapai solusi damai terhadap krisis Suriah yang akan mencakup pengaturan otoritas transisi dan transfer kekuasaan dari Bashar ke dewan ini," kata Jubeir.
(esn)