Uni Afrika Siapkan 200 Pemantau untuk Burundi
A
A
A
NAIROBI - Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengatakan, Uni Afrika akan mengirim 100 pemantau hak asasi manusia dan 100 pemantau militer ke Burundi. Ia mengungkapkan hal ini pasca melakukan perjalanan ke negara itu.
"Kami sangat percaya bahwa solusi untuk masalah politik Burundi dapat dicapai hanya melalui dialog inklusif dan damai," kata Zuma dalam sebuah pernyataan. Ia juga menyatakan keprihatinan terkait tingkat kekerasan dan pembunuhan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/2/2016).
Namun, Zuma tidak mengatakan kapan monitor itu akan tiba atau mulai bekerja di negara yang tengah dilanda krisis terburuk sejak perang saudara berakhir satu dekade lalu.
Keputusan untuk mengirim tim monitor ini menunjukkan jika kompromi telah dicapai dengan Presiden Burundi Pierre Nkurunziza.
Nkrunziza sebelumnya sempat menolak kehadiran pasukan perdamaian Uni Afrika dan bersumpah akan memeranginya. Krisis di Burundi muncul setelah Nkurunziza menyatakan akan maju dalam pemilu presiden untuk masa jabatan ketiga kalinya. Sejak saat itu, lebih dari 400 orang telah tewas.
"Kami sangat percaya bahwa solusi untuk masalah politik Burundi dapat dicapai hanya melalui dialog inklusif dan damai," kata Zuma dalam sebuah pernyataan. Ia juga menyatakan keprihatinan terkait tingkat kekerasan dan pembunuhan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/2/2016).
Namun, Zuma tidak mengatakan kapan monitor itu akan tiba atau mulai bekerja di negara yang tengah dilanda krisis terburuk sejak perang saudara berakhir satu dekade lalu.
Keputusan untuk mengirim tim monitor ini menunjukkan jika kompromi telah dicapai dengan Presiden Burundi Pierre Nkurunziza.
Nkrunziza sebelumnya sempat menolak kehadiran pasukan perdamaian Uni Afrika dan bersumpah akan memeranginya. Krisis di Burundi muncul setelah Nkurunziza menyatakan akan maju dalam pemilu presiden untuk masa jabatan ketiga kalinya. Sejak saat itu, lebih dari 400 orang telah tewas.
(ian)