Iran Kenang Revolusi dengan Olok-olok Penangkapan 10 Pelaut AS
A
A
A
TEHERAN - Rakyat Iran mengenang 37 tahun Revolusi Iran dengan mengolok-olok penangkapan 10 pelaut Amerika Serikat (AS).
Para pelajar di Teheran memparodikan penangkapan 10 pelaut AS itu sembari mengusung spanduk bertuliskan; ”Matilah Amerika”.
Aksi rakyat Iran itu hanya berselang 24 jam setelah televisi Pemerintah Iran merilis video dan foto yang menunjukkan seorang pelaut AS menangis saat ditangkap dan ditahan pasukan Garda Revolusi Iran.
Ke-10 pelaut AS, termasuk seorang perempuan ditangkap pasukan Garda Revolusi Iran pada 10 Januari 2016 lalu setelah memasuki perairan Iran di Teluk Persia secara ilegal.
Ke-10 pelaut AS itu tersesat setelah navigasi kapal mereka mengalami masalah. Mereka lantas dibebaskan berkat lobi dari Pemerintah Barack Obama.
Para pelajar di Teheran dengan seragam kamuflase menirukan adegan para pelaut AS yang tertunduk dengan tangan di atas kepala.
Pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri menolak menanggapi hinaan dari warga Iran yang memperingati 37 tahun Revolusi Iran. “Kami menyadari bahwa Iran memperingati ulang tahun ke-37 Revolusi Islam pada saat ini seperti halnya setiap tahun dan kami juga menyadari bahwa ada pasti banyak retorika inflamasi dan citra yang keluar dari pawai mereka pawai,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner kepada Mail Online, semalam.
”Kami tidak akan menanggapi apa yang jelas dirancang untuk audiens dalam negeri tertentu,” katanya lagi.
Selain spanduk bertuliskan “Matilah Amerika”, spanduk dengan tulisan; “Matilah Israel” juga bermunculan dalam pawai tersebut.
Pada tahun 1979, Revolusi Iran pecah dan diwarnai dengan penyerbuan kantor Kedubes AS di Teheran. Banyak warga dan diplomat AS kala itu disandera para demonstran Iran. Sejak revolusi pecah, AS langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Setelah sekian tahun, Iran di bawah kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani mulai membuka diri dengan dunia Barat, termasuk AS. Iran bahkan berhasil membebaskan sanksi atau embargo ekonomi yang menyengsarakan rakyatnya selama bertahun-tahun melalui perundingan nuklir.
Para pelajar di Teheran memparodikan penangkapan 10 pelaut AS itu sembari mengusung spanduk bertuliskan; ”Matilah Amerika”.
Aksi rakyat Iran itu hanya berselang 24 jam setelah televisi Pemerintah Iran merilis video dan foto yang menunjukkan seorang pelaut AS menangis saat ditangkap dan ditahan pasukan Garda Revolusi Iran.
Ke-10 pelaut AS, termasuk seorang perempuan ditangkap pasukan Garda Revolusi Iran pada 10 Januari 2016 lalu setelah memasuki perairan Iran di Teluk Persia secara ilegal.
Ke-10 pelaut AS itu tersesat setelah navigasi kapal mereka mengalami masalah. Mereka lantas dibebaskan berkat lobi dari Pemerintah Barack Obama.
Para pelajar di Teheran dengan seragam kamuflase menirukan adegan para pelaut AS yang tertunduk dengan tangan di atas kepala.
Pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri menolak menanggapi hinaan dari warga Iran yang memperingati 37 tahun Revolusi Iran. “Kami menyadari bahwa Iran memperingati ulang tahun ke-37 Revolusi Islam pada saat ini seperti halnya setiap tahun dan kami juga menyadari bahwa ada pasti banyak retorika inflamasi dan citra yang keluar dari pawai mereka pawai,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner kepada Mail Online, semalam.
”Kami tidak akan menanggapi apa yang jelas dirancang untuk audiens dalam negeri tertentu,” katanya lagi.
Selain spanduk bertuliskan “Matilah Amerika”, spanduk dengan tulisan; “Matilah Israel” juga bermunculan dalam pawai tersebut.
Pada tahun 1979, Revolusi Iran pecah dan diwarnai dengan penyerbuan kantor Kedubes AS di Teheran. Banyak warga dan diplomat AS kala itu disandera para demonstran Iran. Sejak revolusi pecah, AS langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Setelah sekian tahun, Iran di bawah kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani mulai membuka diri dengan dunia Barat, termasuk AS. Iran bahkan berhasil membebaskan sanksi atau embargo ekonomi yang menyengsarakan rakyatnya selama bertahun-tahun melalui perundingan nuklir.
(mas)