WHO: Asia dan Afrika Rentan Penyebaran Virus Zika
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memperingatkan bahwa benua Asia dan Afrika sangat rentan terhadap penyebaran virus Zika, mengingat tingginya tingkat kelahiran di kedua benua tersebut. Virus zika diyakini menjadi pembawa penyakit microsephaly di Amerika Latin.
"Kita tahu, bahwa nyamuk yang membawa virus Zika, jika dugaan itu benar, juga ada di Afrika, bagian selatan Eropa, dan berbagai negara di Asia, khususnya Asia Selatan," kata Direktur WHO untuk ibu, anak dan kesehatan remaha, Anthony Costello, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/2/2016).
Costello juga menyatakan, WHO telah menyusun pedoman untuk wanita hamil dan tengah mengumpulkan para ahli untuk bekerja guna mengetahui batasan dari microcephaly, termasuk standar ukuran kepala bayi.
"Kami percaya harus ada pembuktian atas hubungan tersebut," katanya mengacu pada hubungan antara virus zika dengan microcephaly di Brazil. Microcephaly adalah sebuah kondisi dimana kepala bayi yang baru berada dalam ukuran abnormal atau mengecil.
"Keterlibatan masyarakat di daerah endemik nyamuk dan tempat berkembang biaknya, serta perkembangan pesat dari alat diagnostik sengat penting untuk membatasi virus. Keberadaan vaksin mungkin masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi," tukas Costello.
"Kita tahu, bahwa nyamuk yang membawa virus Zika, jika dugaan itu benar, juga ada di Afrika, bagian selatan Eropa, dan berbagai negara di Asia, khususnya Asia Selatan," kata Direktur WHO untuk ibu, anak dan kesehatan remaha, Anthony Costello, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/2/2016).
Costello juga menyatakan, WHO telah menyusun pedoman untuk wanita hamil dan tengah mengumpulkan para ahli untuk bekerja guna mengetahui batasan dari microcephaly, termasuk standar ukuran kepala bayi.
"Kami percaya harus ada pembuktian atas hubungan tersebut," katanya mengacu pada hubungan antara virus zika dengan microcephaly di Brazil. Microcephaly adalah sebuah kondisi dimana kepala bayi yang baru berada dalam ukuran abnormal atau mengecil.
"Keterlibatan masyarakat di daerah endemik nyamuk dan tempat berkembang biaknya, serta perkembangan pesat dari alat diagnostik sengat penting untuk membatasi virus. Keberadaan vaksin mungkin masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi," tukas Costello.
(ian)