Tengkorak Ratu Firaun Naferefre di Mesir Ditemukan Hancur
A
A
A
KAIRO - Para arkeolog menemukan sisa-sisa kerangka Ratu Mesir kuno Khentkaus III di situs makam dengan kondisi tengkorak sudah hancur. Ratu Khentkaus III dalam riwayatnya menikah dengan Firaun (Pharaoh) Neferefre.
Menurut para arekolog, bangunan terkenal Piramida dan Giza dibangun 200 tahun setelah Ratu Khentkaus III meninggal. Mereka mengatakan hancurnya tengkorak Ratu Firaun Neferefre itu bukan akibat dari pembunuhan, tapi ulah penjarah makam kuno Mesir.
Para peneliti yang kini menganalisis sisa-sisa kerangka, mengatakan bahwa unsur-unsur dari kehidupan kerajaan Mesir kuno 4.500 tahun yang lalu akan mengejutkan untuk kehidupan di bumi saat ini.
Ketika Ratu Khentkaus III masih hidup, menurut peneliti, Mesir sangat makmur. Namun, dua abad setelah kematiannya, Sungai Nil mengering dan iklim telah menghancurkan kerajaan Mesir kuno yang pada akhirnya terjadi disintegrasi atau perpecahan.
Salah satu peneliti, Profesor Miroslav Barta, menyebut paham demokrasi mulai muncul di Kerajaan Mesir Kuno.”Ini adalah periode penting ketika Kerajaan (Mesir) Kuno mulai menghadapi faktor penting utama; munculnya demokrasi, dampak mengerikan dari nepotisme dan peran yang dimainkan oleh kelompok pemilik kepentingan,” katanya.
”Ini memberikan kontribusi terhadap disintegrasi di era pembangun Piramida,” lanjut dia, seperti dikutip dari Daily Mirror, Selasa (2/2/2016).
Menurutnya, kala itu hasil panen mulai tidak wajar.”Pajak sangat buruk, tanpa pajak yang sesuai tidak ada sarana yang memadai untuk membiayai aparatur negara, mempertahankan ideologi dan integritas negara,” ujarnya.
Profesor itu memperingatkan masyarakat untuk tidak berpuas diri karena ada kemajuan teknologi. Dia bersikeras minta masyarakat belajar dari sejarah.
“Anda dapat menemukan banyak jalan untuk dunia modern kita, yang juga menghadapi banyak tantangan internal dan eksternal,” katanya kepada CNN."Dengan mempelajari masa lalu, Anda dapat belajar lebih banyak tentang masa sekarang.”
Menurut para arekolog, bangunan terkenal Piramida dan Giza dibangun 200 tahun setelah Ratu Khentkaus III meninggal. Mereka mengatakan hancurnya tengkorak Ratu Firaun Neferefre itu bukan akibat dari pembunuhan, tapi ulah penjarah makam kuno Mesir.
Para peneliti yang kini menganalisis sisa-sisa kerangka, mengatakan bahwa unsur-unsur dari kehidupan kerajaan Mesir kuno 4.500 tahun yang lalu akan mengejutkan untuk kehidupan di bumi saat ini.
Ketika Ratu Khentkaus III masih hidup, menurut peneliti, Mesir sangat makmur. Namun, dua abad setelah kematiannya, Sungai Nil mengering dan iklim telah menghancurkan kerajaan Mesir kuno yang pada akhirnya terjadi disintegrasi atau perpecahan.
Salah satu peneliti, Profesor Miroslav Barta, menyebut paham demokrasi mulai muncul di Kerajaan Mesir Kuno.”Ini adalah periode penting ketika Kerajaan (Mesir) Kuno mulai menghadapi faktor penting utama; munculnya demokrasi, dampak mengerikan dari nepotisme dan peran yang dimainkan oleh kelompok pemilik kepentingan,” katanya.
”Ini memberikan kontribusi terhadap disintegrasi di era pembangun Piramida,” lanjut dia, seperti dikutip dari Daily Mirror, Selasa (2/2/2016).
Menurutnya, kala itu hasil panen mulai tidak wajar.”Pajak sangat buruk, tanpa pajak yang sesuai tidak ada sarana yang memadai untuk membiayai aparatur negara, mempertahankan ideologi dan integritas negara,” ujarnya.
Profesor itu memperingatkan masyarakat untuk tidak berpuas diri karena ada kemajuan teknologi. Dia bersikeras minta masyarakat belajar dari sejarah.
“Anda dapat menemukan banyak jalan untuk dunia modern kita, yang juga menghadapi banyak tantangan internal dan eksternal,” katanya kepada CNN."Dengan mempelajari masa lalu, Anda dapat belajar lebih banyak tentang masa sekarang.”
(mas)