Rusia: Tuduhan Turki Propaganda Murahan
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia membantah bahwa salah satu pesawatnya telah melanggar wilayah udara Turki. Negeri Beruang Merah itu justru menilai apa yang disampaikan Turki adalah sebuah bentuk propaganda, yang dalam pandangan mereka adalah propaganda murahan, karena tidak memiliki bukti yang kuat.
Kemhan Rusia menuturkan, sejatinya Ankara tidak bisa memberikan gambaran dengan jelas mengenai asal dari pesawat tersebut. Namun, dengan bukti minim tersebut, lanjut Kemhan Rusia, Ankara langsung mengambil kesimpulan bahwa yang melakukan pelanggaran adalah jet tempur Rusia.
"Tidak ada pelanggaran terhadap wilayah udara Turki yang dilakukan oleh jet tempur kami yang tergabung dalam tim taktis yang beroperasi di Suriah," kata juru bicara Kemhan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Laporan dari sisi Turki mengenai dugaan serangan udara oleh Su-34 Rusia adalah sebuah propaganda yang kekurangan bukti," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (31/1).
Konashenkov juga mengungkap mengapa pihaknya menyebut Turki kekurangan bukti dalam hal ini. Dirinya berujar, bahwa stasiun pengendali wilayah udara Turki hanya dapat menentukan ketinggian, jalur penerbangan, dan kecepatan sebuah pesawat, tetapi tidak jenis atau negara afiliasi.
"Untuk menentukan negara mana jet itu berasal dibutuhkan kontak visual dari pesawat lain, untuk hal ini tidak ada kontak visual yang telah dilaporkan," sambungnya.
Kemhan Rusia menuturkan, sejatinya Ankara tidak bisa memberikan gambaran dengan jelas mengenai asal dari pesawat tersebut. Namun, dengan bukti minim tersebut, lanjut Kemhan Rusia, Ankara langsung mengambil kesimpulan bahwa yang melakukan pelanggaran adalah jet tempur Rusia.
"Tidak ada pelanggaran terhadap wilayah udara Turki yang dilakukan oleh jet tempur kami yang tergabung dalam tim taktis yang beroperasi di Suriah," kata juru bicara Kemhan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Laporan dari sisi Turki mengenai dugaan serangan udara oleh Su-34 Rusia adalah sebuah propaganda yang kekurangan bukti," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (31/1).
Konashenkov juga mengungkap mengapa pihaknya menyebut Turki kekurangan bukti dalam hal ini. Dirinya berujar, bahwa stasiun pengendali wilayah udara Turki hanya dapat menentukan ketinggian, jalur penerbangan, dan kecepatan sebuah pesawat, tetapi tidak jenis atau negara afiliasi.
"Untuk menentukan negara mana jet itu berasal dibutuhkan kontak visual dari pesawat lain, untuk hal ini tidak ada kontak visual yang telah dilaporkan," sambungnya.
(esn)