Ultah Presiden Zimbabwe Dijatah Rp11 Miliar Picu Amarah Publik
A
A
A
HARARE - Rencana perayaan ulang tahun (ultah) Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, memicu kemarahan publik karena dana perayaan dianggarkan mencapai USD800 ribu atau sekitar Rp11 miliar. Ultah Presiden Mugabe yang ke-92 tahun pada 21 Februari nanti juga direncanakan jadi hari libur umum.
Besarnya anggaran ultah Presiden Zimbabwe itu terungkap dari proposal yang diajukan partai berkuasa pendukung Mugabe, yaitu Partai Zimbabwe African National Union-Front Patriotic (ZANU-PF).
Kelompok oposisi di negara itu marah dan menilai penetapan hari ultah Mugabe sebagai libur umum akan melumpuhkan perekonomian negara.
Sekretaris ZANU –PF, Pupurai Togarepi, mengatakan bahwa partainya telah mengajukan proposal kepada Departemen Kehakiman. Salah satu dari isi proposal itu menyatakan tanggal 21 Februari menjadi hari libur umum.
”Semua hal dipertimbangkan dan tanpa prasangka, 21 Februari layak menjadi hari libur umum, diperingati sebagai Hari Robert Mugabe di Zimbabwe,” kata Menteri Pendidikan Tinggi Zimbabwe, Jonathan Moyo, yang menulis pernyataannya di Twitter.
ZANU-PF, yang telah menjadi partai yang berkuasa di Zimbabwe sejak tahun 1980, memperkirakan perayaan ultah ke-92 Mugabe akan menghabiskan hingga USD800 ribu. Perayaan salah satunya akan berlangsung di wilayah Provinsi Masvingo yang sedang dilanda kekeringan.
Partai-partai oposisi menuduh ZANU-PF telah menyalahgunakan sumber keuangan negara demi menyembah pemimpin berusia 91 tahun itu. “Sebagai bangsa, Zimbabwe harus segera pindah dari tradisi abad pertengahan dan kuno untuk menciptakan kepribadian yang kuat sebagai lawan untuk menciptakan institusi yang kuat,” kata salah satu partai oposisi, Movement for Democratic Change - Tsvangirayi (MDC-T) melalui juru bicaranya, Obert Gutu.
”Beberapa penjilat ZANU- PF mungkin ingin mendewakan dan mepahlawankan Robert Mugabe, tetapi beberapa orang yang sesat harus diberitahu, dan ditegaskan, bahwa pahlawan mereka telah menyebabkan penderitaan bagi jutaan warga Zimbabwe,” ujarnya menyindir proposal ultah yang dianggap absurd, seperti dikutip dari IB Times, Jumat (29/1/2016).
Besarnya anggaran ultah Presiden Zimbabwe itu terungkap dari proposal yang diajukan partai berkuasa pendukung Mugabe, yaitu Partai Zimbabwe African National Union-Front Patriotic (ZANU-PF).
Kelompok oposisi di negara itu marah dan menilai penetapan hari ultah Mugabe sebagai libur umum akan melumpuhkan perekonomian negara.
Sekretaris ZANU –PF, Pupurai Togarepi, mengatakan bahwa partainya telah mengajukan proposal kepada Departemen Kehakiman. Salah satu dari isi proposal itu menyatakan tanggal 21 Februari menjadi hari libur umum.
”Semua hal dipertimbangkan dan tanpa prasangka, 21 Februari layak menjadi hari libur umum, diperingati sebagai Hari Robert Mugabe di Zimbabwe,” kata Menteri Pendidikan Tinggi Zimbabwe, Jonathan Moyo, yang menulis pernyataannya di Twitter.
ZANU-PF, yang telah menjadi partai yang berkuasa di Zimbabwe sejak tahun 1980, memperkirakan perayaan ultah ke-92 Mugabe akan menghabiskan hingga USD800 ribu. Perayaan salah satunya akan berlangsung di wilayah Provinsi Masvingo yang sedang dilanda kekeringan.
Partai-partai oposisi menuduh ZANU-PF telah menyalahgunakan sumber keuangan negara demi menyembah pemimpin berusia 91 tahun itu. “Sebagai bangsa, Zimbabwe harus segera pindah dari tradisi abad pertengahan dan kuno untuk menciptakan kepribadian yang kuat sebagai lawan untuk menciptakan institusi yang kuat,” kata salah satu partai oposisi, Movement for Democratic Change - Tsvangirayi (MDC-T) melalui juru bicaranya, Obert Gutu.
”Beberapa penjilat ZANU- PF mungkin ingin mendewakan dan mepahlawankan Robert Mugabe, tetapi beberapa orang yang sesat harus diberitahu, dan ditegaskan, bahwa pahlawan mereka telah menyebabkan penderitaan bagi jutaan warga Zimbabwe,” ujarnya menyindir proposal ultah yang dianggap absurd, seperti dikutip dari IB Times, Jumat (29/1/2016).
(mas)