Tanam Bom Waktu Kehancuran Soviet, Putin Kecam Lenin
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam pemimpin Komunis Vladimir Lenin yang dia anggap menanam “bom waktu” kehancuran Uni Soviet. Kecaman Putin itu disampaikan saat menanggapi pertanyaan di forum yang membahas tentang warisan Lenin dan Revolusi Komunis tahun 1917.
Putin menyalahkan Lenin yang sewenang-wenang mengumbar hak konstituennya untuk memisahkan diri dari Soviet. ”Itu benar (untuk memisahkan diri) adalah bom waktu yang ditanam di bawah kenegaraan kita. Inilah yang menyebabkan perpisahan akhir negara,” kata Putin, seperti dikutip kantor berita Itar-Tass, Selasa (26/1/2016).
Lenin yang meletakkan dasar Komunis sebagai partai tunggal bagi Uni Soviet menjadi subjek dari banyak perdebatan sejarah. Dia memimpin Sovie–dan kini bernama Rusia–pada 1917-1924. Pemerintahan Lenin telah menghasilkan pergolakan sosial dari massa yang pada akhirnya negara itu menjadi Rusia.
Putin juga mengecam dukungan Lenin untuk pembersihan keluarga kerajaan Tsar Nicholas II, para ulama dan lawan-lawan politik selama “Teror Merah” dari 1917-1918.
”Mengapa mereka membunuh Dr Botkin (dokter keluarga kerajaan), mengapa mereka membunuh hamba, orang-orang asal proletar? Untuk apa? Hanya demi menyembunyikan kejahatan,” kata Putin.
Dia juga menceritakan konsesi besar Bolshevik soal penyerahan wilayah ke Jerman dalam Perang Dunia I, yang mencatat Rusia sebagai “negara pecundang".
Putin juga ditanya perihal nasib jasad Lenin di Moskow Red Square. Sebuah jajak pendapat tahun 2012 mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Rusia ingin jasad Lenin dihilangkan dari area itu dan dikuburkan.
“Cara saya melihat masalah ini harus dengan pendekatan hati-hati. Tidak boleh ada langkah-langkah yang mungkin memecah masyarakat kita," kata Putin. ”Sebaliknya, itu harus dikonsolidasikan,” katanya lagi.
Putin menyalahkan Lenin yang sewenang-wenang mengumbar hak konstituennya untuk memisahkan diri dari Soviet. ”Itu benar (untuk memisahkan diri) adalah bom waktu yang ditanam di bawah kenegaraan kita. Inilah yang menyebabkan perpisahan akhir negara,” kata Putin, seperti dikutip kantor berita Itar-Tass, Selasa (26/1/2016).
Lenin yang meletakkan dasar Komunis sebagai partai tunggal bagi Uni Soviet menjadi subjek dari banyak perdebatan sejarah. Dia memimpin Sovie–dan kini bernama Rusia–pada 1917-1924. Pemerintahan Lenin telah menghasilkan pergolakan sosial dari massa yang pada akhirnya negara itu menjadi Rusia.
Putin juga mengecam dukungan Lenin untuk pembersihan keluarga kerajaan Tsar Nicholas II, para ulama dan lawan-lawan politik selama “Teror Merah” dari 1917-1918.
”Mengapa mereka membunuh Dr Botkin (dokter keluarga kerajaan), mengapa mereka membunuh hamba, orang-orang asal proletar? Untuk apa? Hanya demi menyembunyikan kejahatan,” kata Putin.
Dia juga menceritakan konsesi besar Bolshevik soal penyerahan wilayah ke Jerman dalam Perang Dunia I, yang mencatat Rusia sebagai “negara pecundang".
Putin juga ditanya perihal nasib jasad Lenin di Moskow Red Square. Sebuah jajak pendapat tahun 2012 mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Rusia ingin jasad Lenin dihilangkan dari area itu dan dikuburkan.
“Cara saya melihat masalah ini harus dengan pendekatan hati-hati. Tidak boleh ada langkah-langkah yang mungkin memecah masyarakat kita," kata Putin. ”Sebaliknya, itu harus dikonsolidasikan,” katanya lagi.
(mas)