Konser, Kode Horor Serangan Teror Bom Sarinah

Jum'at, 15 Januari 2016 - 10:22 WIB
Konser, Kode Horor Serangan Teror Bom Sarinah
Konser, Kode Horor Serangan Teror Bom Sarinah
A A A
JAKARTA - Pakar terorisme, Sidney Jones, menyebut “konser” sebagai kode horor dalam serangan teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, kemarin. Kode itu mirip dengan yang digunakan para teroris yang melakukan pembantaian di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.

Serangan teror bom dan penembakan di kawasan Sarinah menewaskan tujuh orang, termasuk para pelakunya. Beberapa warga asing juga menjadi korban luka dalam serangan itu. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Sedangkan polisi Indonesia menetapkan Bahrun Naim sosok yang berambisi jadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara, sebagai dalang serangan bom Sarinah.

Kode “konser” pernah digunakan para pelaku serangan di Paris 13 November 2015, di mana para pria bersenjata dan pengebom bunuh diri menyerang gedung konser Bataclan, stadion utama, serta restoran dan bar dalam waktu yang hampir bersamaan. Rentetan teror di Paris itu menewaskan 130 orang dan menyebabkan ratusan orang lainnya terluka.


Menurut Sidney Jones, jauh hari sebelum serangan teror bom Sarinah, Bahrun Naim telah memuji serangan di Paris. ”Dalam sebuah posting blog berjudul; ’Pelajaran dari Paris Serangan’ dia mendesak penonton (militan) Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan dan keberanian dari tim Paris,” tulis Sidney Jones di di Interpreter, yang dikutip Daily Mail, Jumat (15/1/2016).

Kepolisian Indonesia melalui juru bicaranya, Anton Charliyan, semalam juga mengkonfirmasi kode “konser” yang digunakan para pelaku dalam serangan teror bom di Sarinah. Menurutnya, kode ”konser adalah kunci untuk operasi dingin mereka yang juga menyebabkan belasan orang luka-luka.

Mereka mengklaim Indonesia akan berada di headline dunia," katanya. Mereka menyatakan, mereka akan memiliki konser,” lanjut dia.

Kode itu pernah ditemukan polisi dalam dokumen yang disita dari para terduga teroris yang ditangkap di wilayah Jawa Tengah menjelang Natal 2015 lalu. Dalam dokumen tersebut, para tersangka berencana “melakukan konser” yang diartikan sebagai tindakan penyerangan berskala besar.

Namun, rencana serangan besar yang akan dilakukan pada Tahun Baru di Sumatera, Jawa dan Kalimantan telah digagalkan polisi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5657 seconds (0.1#10.140)