Jerman Berencana Sebar Pasukan di Dekat Libya
Jerman Berencana Sebar Pasukan di Dekat Libya
A
A
A
BERLIN - Jerman tengah mempertimbangkan untuk menyebarkan sekitar 150-200 tentaranya di dekat Libya guna membantu memberikan pelatihan kepada pasukan pemerintah.
"Menurut rencana internal pemerintah, tentara Jerman bisa bersama dengan Italia, mulai melatih Angkatan Bersenjata Libya dalam beberapa bulan ke depan," begitu bunyi laporan media Jerman Der Spiegel mengutip rencana internal tentara Jerman seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (10/1/2016).
Misi pelatihan ini ditujukan untuk membantu membendung penyebaran kelompok teroris ISIS di Libya. Misi ini bisa melibatkan antara 150 sampai 200 tentara Bundeswehr. Model pelatihannya nanti akan disamakan bersama misi pelatihan pejuang Peshmerga Kurdi yang sedang berlangsung di Berlin.
Menurut Der Spiegel, untuk alasan keamanan, nantinya pasukan akan Jerman akan dikerahkan ke negara tetangga Libya yaitu Tunisia. Namun, misi ini akan terjadi hanya setelah salah satu faksi di negara yang tengah dilanda perang itu setuju untuk membentuk pemerintah persatuan.
Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Jerman belum memberikan bantahan. Menurut Deutsche Welle, juru bicara Kementerian Pertahanan hanya mengatakan sekarang bukan waktunya untuk berspekulasi tentang penyebaran militer, melainkan untuk negosiasi diplomatik.
"Menurut rencana internal pemerintah, tentara Jerman bisa bersama dengan Italia, mulai melatih Angkatan Bersenjata Libya dalam beberapa bulan ke depan," begitu bunyi laporan media Jerman Der Spiegel mengutip rencana internal tentara Jerman seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (10/1/2016).
Misi pelatihan ini ditujukan untuk membantu membendung penyebaran kelompok teroris ISIS di Libya. Misi ini bisa melibatkan antara 150 sampai 200 tentara Bundeswehr. Model pelatihannya nanti akan disamakan bersama misi pelatihan pejuang Peshmerga Kurdi yang sedang berlangsung di Berlin.
Menurut Der Spiegel, untuk alasan keamanan, nantinya pasukan akan Jerman akan dikerahkan ke negara tetangga Libya yaitu Tunisia. Namun, misi ini akan terjadi hanya setelah salah satu faksi di negara yang tengah dilanda perang itu setuju untuk membentuk pemerintah persatuan.
Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Jerman belum memberikan bantahan. Menurut Deutsche Welle, juru bicara Kementerian Pertahanan hanya mengatakan sekarang bukan waktunya untuk berspekulasi tentang penyebaran militer, melainkan untuk negosiasi diplomatik.
(ian)
Explore More