Saudi Ancam Ambil Tindakan Tambahan terhadap Iran
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi mengancam untuk mempertimbangkan mengambil tindakan tambahan terhadap Iran jika Teheran terus membuat gangguan di kawasan regional. Saudi sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan melarang semua penerbangan pesawat dari dan ke Iran.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, setelah melakukan pertemuan luar biasa dengan para menteri luar negeri negara-negara Teluk (GCC) pada Sabtu (9/1/2016). Pertemuan luar biasa itu juga membahas ketegangan antara Arab Saudi dan Iran menyusul pembakaran dan penyerangan Kedutaan Besar Saudi di Teheran dan Konsulat Saudi di Mashhad oleh massa di Iran.
Amuk massa itu sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah terkemuka di Saudi, Nimr Baqir Al-Nimr. Al-Nimr dieksekusi bersama 46 orang lainnya yang sebagian besar dituduh terlibat aksi terorisme.
”Kami mempertimbangkan langkah-langkah tambahan yang harus diambil jika (Iran) terus dengan kebijakannya saat ini,” kata Al-Jubeir, seperti dikutip Al Arabiya.
Menlu Al-Jubeir menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi di Yaman, sebuah kelompok pemberontak yang memerangi Pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang secara sah diakui secara internasional.
Sementara itu, Sekjen GCC, Abdel-Latif al-Zayani mengecam Iran yang dianggap melakukan pendudukan terhadap tiga pulau di Uni Emirat Arab. Menurutnya, GCC telah sepakat untuk menghadapi gangguan Iran di wilayah tersebut.
”Dewan menteri (GCC) mengecam keras tindakan ini dengan menyatakan bahwa Iran bertanggung jawab untuk tindakan ‘teroris’ ini,” ujarnya dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan luar biasa.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, setelah melakukan pertemuan luar biasa dengan para menteri luar negeri negara-negara Teluk (GCC) pada Sabtu (9/1/2016). Pertemuan luar biasa itu juga membahas ketegangan antara Arab Saudi dan Iran menyusul pembakaran dan penyerangan Kedutaan Besar Saudi di Teheran dan Konsulat Saudi di Mashhad oleh massa di Iran.
Amuk massa itu sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah terkemuka di Saudi, Nimr Baqir Al-Nimr. Al-Nimr dieksekusi bersama 46 orang lainnya yang sebagian besar dituduh terlibat aksi terorisme.
”Kami mempertimbangkan langkah-langkah tambahan yang harus diambil jika (Iran) terus dengan kebijakannya saat ini,” kata Al-Jubeir, seperti dikutip Al Arabiya.
Menlu Al-Jubeir menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi di Yaman, sebuah kelompok pemberontak yang memerangi Pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang secara sah diakui secara internasional.
Sementara itu, Sekjen GCC, Abdel-Latif al-Zayani mengecam Iran yang dianggap melakukan pendudukan terhadap tiga pulau di Uni Emirat Arab. Menurutnya, GCC telah sepakat untuk menghadapi gangguan Iran di wilayah tersebut.
”Dewan menteri (GCC) mengecam keras tindakan ini dengan menyatakan bahwa Iran bertanggung jawab untuk tindakan ‘teroris’ ini,” ujarnya dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan luar biasa.
(mas)