Erdogan: Eksekusi Urusan Internal Saudi!
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak untuk mengecam Arab Saudi karena mengeksekusi 47 narapidana termasuk ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqir Al-Nimr. Erdogan menegaskan, masalah eksekusi merupakan urusan dalam negeri Kerajaan Arab Saudi.
”Eksekusi di Arab Saudi adalah masalah hukum internal! Apakah Anda setuju atau tidak, itu adalah masalah yang terpisah,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi Turki. Itu adalah reaksi pertama Erdogan terhadap kontroversi eksekusi massal yang telah memanaskan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.
Bulan lalu, Erdogan mengunjungi Riyadh untuk melakukan pembicaraan dengan Raja Salman bin Abdulaziz. Pertemuan itu menjadi tanda dari hubungan yang hangat antara Ankara dengan Riyadh.
Turki dan Arab Saudi telah berbagi visi yang sama atas konflik di Suriah, di mana mereka percaya bahwa solusi krisis Suriah adalah dengan lengsernya Presiden Bashar Al-Assad.
Turki sejatinya juga terlibat ketegangan dengan Iran ketika Teheran bersama Moskow kompak mendukung sekutunya, Presiden Assad.
Erdogan menolak anggapan bahwa eksekusi terhadap Al-Nimr bertujuan memprovokasi ketegangan dengan kaum Syiah. Sebaliknya, dia menegaskan bahwa pembakaran dan penyerangan Kedutaan Besar Saudi di Teheran tidak dapat diterima.
”Hanya tiga (dari mereka yang dieksekusi) yang Syiah,” kata Erdogan, seperti dikutip Al Arabiya, semalam. Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, telah mendesak Iran dan Arab Saudi untuk meredam ketegangan.
”Eksekusi di Arab Saudi adalah masalah hukum internal! Apakah Anda setuju atau tidak, itu adalah masalah yang terpisah,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi Turki. Itu adalah reaksi pertama Erdogan terhadap kontroversi eksekusi massal yang telah memanaskan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.
Bulan lalu, Erdogan mengunjungi Riyadh untuk melakukan pembicaraan dengan Raja Salman bin Abdulaziz. Pertemuan itu menjadi tanda dari hubungan yang hangat antara Ankara dengan Riyadh.
Turki dan Arab Saudi telah berbagi visi yang sama atas konflik di Suriah, di mana mereka percaya bahwa solusi krisis Suriah adalah dengan lengsernya Presiden Bashar Al-Assad.
Turki sejatinya juga terlibat ketegangan dengan Iran ketika Teheran bersama Moskow kompak mendukung sekutunya, Presiden Assad.
Erdogan menolak anggapan bahwa eksekusi terhadap Al-Nimr bertujuan memprovokasi ketegangan dengan kaum Syiah. Sebaliknya, dia menegaskan bahwa pembakaran dan penyerangan Kedutaan Besar Saudi di Teheran tidak dapat diterima.
”Hanya tiga (dari mereka yang dieksekusi) yang Syiah,” kata Erdogan, seperti dikutip Al Arabiya, semalam. Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, telah mendesak Iran dan Arab Saudi untuk meredam ketegangan.
(mas)