Arab Saudi Sebut Iran Tak Tahu Malu
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi menuduh Iran tak tahu malu karena telah mensponsori aksi teror dan merusak stabilitas regional. Pernyataan itu dikeluarkan oleh Arab Saudi sebagai balasan atas kecaman Iran terhadap putusan eksekusi terhadap seorang ulama Syiah.
"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, mengingat bahwa (Iran) adalah sebuah negara yang mensponsori teror, dan dikutuk oleh PBB dan banyak negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya seperti dikutip dari Al-Arabiya, Minggu (3/1/2016).
"Rezim Iran tidak memiliki rasa malu karena mengoceh tentang masalah-masalah hak asasi manusia, bahkan setelah itu mengeksekusi ratusan warga Iran tahun lalu tanpa dasar hukum yang jelas," katanya lagi.
Sebelumnya, Wamnelu Iran mengatakan Arab Saudi melakukan tindakan tidak manusiawi terkait dengan dieksekusinya ulama Syiah, Nimr al-Nimr Baqr. (Baca juga: Wamenlu Iran Kecam Arab Saudi)
"Ini merupakan tindakan tidak manusiawi yang membuktikan impotensi hak asasi manusia dan demokrasi di Arab Saudi. Ini akan memiliki konsekuensi dan komunitas Muslim tidak akan mentolerir kejahatan seperti ini," kata Ibrahim Rahimpur.
"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, mengingat bahwa (Iran) adalah sebuah negara yang mensponsori teror, dan dikutuk oleh PBB dan banyak negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya seperti dikutip dari Al-Arabiya, Minggu (3/1/2016).
"Rezim Iran tidak memiliki rasa malu karena mengoceh tentang masalah-masalah hak asasi manusia, bahkan setelah itu mengeksekusi ratusan warga Iran tahun lalu tanpa dasar hukum yang jelas," katanya lagi.
Sebelumnya, Wamnelu Iran mengatakan Arab Saudi melakukan tindakan tidak manusiawi terkait dengan dieksekusinya ulama Syiah, Nimr al-Nimr Baqr. (Baca juga: Wamenlu Iran Kecam Arab Saudi)
"Ini merupakan tindakan tidak manusiawi yang membuktikan impotensi hak asasi manusia dan demokrasi di Arab Saudi. Ini akan memiliki konsekuensi dan komunitas Muslim tidak akan mentolerir kejahatan seperti ini," kata Ibrahim Rahimpur.
(ian)