Pilu Gadis India, Disalahkan usai Diperkosa dan Kini Pelaku Bebas

Senin, 21 Desember 2015 - 10:33 WIB
Pilu Gadis India, Disalahkan usai Diperkosa dan Kini Pelaku Bebas
Pilu Gadis India, Disalahkan usai Diperkosa dan Kini Pelaku Bebas
A A A
NEW DELHI - Satu terpidana termuda dalam kasus pemerkosaan terhadap gadis India Jyoti Singh di bus yang membuat heboh Delhi tahun 2012 telah dibebaskan. Kasus itu jadi sorotan dunia, setelah Jyoti meninggal dan sempat disalahkan sopir bus karena melawan saat diperkosa.

Satu dari lima terpidana itu dibebaskan kemarin.”Narapidana itu diserahkan kepada LSM. Dia tidak lagi di bawah yurisdiksi polisi, kata juru bicara polisi Delhi, Rajan Bhagat kepada AFP. Dia telah diberi identitas baru dan catatan kriminalnya telah dihapuskan,” imbuh seorang sumber polisi.

Tragedi perkosaan yang menyayat hati dialami Jyoti Singh,23, ketika naik bus malam hari pada Desember 2012. Di dalam bus itu ada lima pelaku yang bergiliran memperkosa Jyoti. Sedangkan sopir bus tidak berbuat apa-apa dan justru menyalahkan Jyoti.

Jyoti pulang kemalaman usai menonton pemutaran film “Life of Pi”di Delhi. Gadis yang telah meninggal itu jadi salah satu ikon perlawanan perempuan India setelah kasus perkosaan itu menjadi pemberitaan media-media dunia.

Bertahan Hidup 13 Hari

Gadis itu sempat bertahan di rumah sakit selama 13 hari karena cedera yang mengerikan. Dia sempat menceritakan apa yang dia alami kepada orangtuanya. Kepada orangtuanya pula, Jyoti mendeskripsikan para pelaku. Setelah itu, enam orang ditangkap polisi, termasuk sopir bus.

Dalam dokumenter “India’s Daughter” yang dirilis pada bulan Maret tahun ini, salah satu terpidana kasus perkosaan itu, yaitu sopir bus menggambarkan peristiwa malam kelam itu. ”Saya sedang mengemudi bus. Mereka mematikan lampu. Adik saya adalah pelaku utama,kata Mukesh Singh, si sopir bus, seperti dikutip news.com.au, Senin (21/12/2015).



Mereka memukul gadis itu dan dia hanya bersembunyi di antara tempat duduk. Gadis itu berteriak, 'Tolong saya! Tolong saya!’ Adik saya berkata, Jangan hentikan bus. Tetap mengemudi!’,” ujar Mukesh.


Mereka memukulnya dan menyeretnya ke belakang. Kemudian mereka bergantian (memperkosa). Pertama (remaja) dan Ram Singh. Setelah itu, Akshay dan sisanya selanjutnya,” paparnya yang menceritakan salah satu pelaku mengeluarkan usus korban.

Dia berkata, 'Dia sudah tewas’. Kemudian membuang dengan cepat. Pertama, mereka mencoba lewat pintu belakang, tapi tidak terbuka. Jadi mereka menyeretnya ke depan. Mereka melemparkan korban keluar. Saya dalam kondisi mabuk. Saya bahkan tidak bisa mengendalikan kemudi. Saya hanya melajukan bus.”


Kami sampai di rumah sekitar 10 menit. Kami setuju untuktidak ada yang akan mengatakan apa-apa, dan jika polisi bertindak, tidak ada yang akan menyebut nama. Ada banyak darah. Darah di kursi, darah di lantai. Akshay dan (seorang remaja) membersihkannya. Vinay memiliki banyak darah di tangannya. Dia mencucinya di rumah saya. Saya pergi tidur,” imbuh Mukesh.


Disalahkan karena Melawan


Menurut Mukesh, Jyoti menderita karena dia melawan saat diperkosa. Seharusnya, kata Mukesh, dia membiarkan perkosaan itu terjadi. ”Ketika diperkosa, dia seharusnya melawan. Dia harus diam dan membiarkan pemerkosaan terjadi. Kemudian mereka akan mengantarnya setelah melakukannya,” ucap Mukesh yang menyalahkan Jyoti karena melawan.

Sopir bus itu bersikeras bahwa pemerkosaan itu bukan kesalahan para pelaku. ”Seorang gadis jauh lebih bertanggung jawab untuk perkosaan dari anak laki-laki. Seorang gadis yang layak tidak akan berkeliaran pada jam 9 malam. Anda tidak bisa bertepuk dengan satu tangan. Dibutuhkan dua tangan untuk bertepuk tangan,” katanya. Salah satu terpidana pemerkosaan, Ram Singh, bunuh diri di dalam penjara.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4414 seconds (0.1#10.140)