Militer Iran Tolak Wacana Dewan Pemimpin Tertinggi
![Militer Iran Tolak Wacana...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/12/18/43/1070670/militer-iran-tolak-wacana-dewan-pemimpin-tertinggi-nB7-thumb.jpg)
Militer Iran Tolak Wacana Dewan Pemimpin Tertinggi
A
A
A
TEHERAN - Kepala Angkatan Bersenjata Iran mengecam wacana penggantian pemimpin tertinggi dengan dewan pemimpin tertinggi dan memperingatkan bahwa rencana itu bisa mengancam persatuan negara.
"Kami tidak pernah memiliki dewan pemimpin dalam sejarah atau dewan yang memerintahkan tentara," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Hassan Firouzabadi, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (18/12/2015).
"Semua rencana telah gagal, sekarang mereka telah menggunakan trik baru dengan membentuk dewan pemimpin untuk melemahkan kepemimpinan yang progresif dan stabil," tambahnya.
"Jika kepemimpinan tertinggi berubah menjadi dewan negara akan menderita dan persatuan kami yang kuat terhadap Amerika Serikat, Zionis, dan musuh pemeintah akan runtuh," katanya lagi.
Pekan lalu Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden dan anggota yang mempunyai pengaruh dalam Majelis Ahli, mengatakan akan mempertimbangkan untuk membentuk sebuah dewan pemimpin untuk memerintah dan bukan lagi pemimpin tertinggi tunggal yang jamak disebut sebagai Ayatullah.
"Kami tidak pernah memiliki dewan pemimpin dalam sejarah atau dewan yang memerintahkan tentara," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Hassan Firouzabadi, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (18/12/2015).
"Semua rencana telah gagal, sekarang mereka telah menggunakan trik baru dengan membentuk dewan pemimpin untuk melemahkan kepemimpinan yang progresif dan stabil," tambahnya.
"Jika kepemimpinan tertinggi berubah menjadi dewan negara akan menderita dan persatuan kami yang kuat terhadap Amerika Serikat, Zionis, dan musuh pemeintah akan runtuh," katanya lagi.
Pekan lalu Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden dan anggota yang mempunyai pengaruh dalam Majelis Ahli, mengatakan akan mempertimbangkan untuk membentuk sebuah dewan pemimpin untuk memerintah dan bukan lagi pemimpin tertinggi tunggal yang jamak disebut sebagai Ayatullah.
(ian)