AS Tolak Hancurkan Media Center ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Washington Post dalam laporannya menuturkan, intelijen Amerika Serikat (AS) sudah berhasil menemukan dan memetakan gedung yang menjadi media center bagi ISIS. Namun, AS enggan menghancurkan gedung tersebut, dengan alasan banyak warga sipil di dalam dan sekitar gedung itu.
"Pusat-pusat media milik teroris, yang mengedit dan mengkompilasi video dan bahan membuat propaganda tertulis melalui web terletak di daerah perumahan di Irak, Libya dan Suriah. Keberadaan instalasi tersebut sudah dikenal dan benar-benar dipetakan setelah operasi dalam jangka panjang," bunyi laporan Washington Post yang mengutip sumber intelijen AS.
"Tapi pemerintahan Obama belum bergegas untuk menargetkan fasilitas ini dengan serangan udara atau rudal Hellfire yang ditembakkan dari pesawat tak berawak. Penjelasan ditawarkan tidak sulit yakni warga sipil tak berdosa di bangunan tetangga mungkin mati akibat serangan udara itu," sambungnya.
Selain karena takut terkena warga sipil, seperti dilansir Russia Today pada Kamis (17/12). alasan lain AS masih enggan menghancurkan lokasi-lokasi tersebut adalah karena AS ingin propaganda "pengeras suara" ISIS terus beroperasi.
Namun, menurut mantan penasihat senior Departemen Luar Negeri AS untuk melawan kekerasan ekstremisme William McCants, apa yang dilakukan oleh AS adalah sebuah kesalahan. AS harusnya langsung menghancurkan pusat-pusat media ISIS begitu mereka mengetahui lokasinya.
"Jelas, jika kita tahu di mana mereka memproduksi propaganda, kita harus melakukan segala yang kami bisa untuk menghancurkan fasilitas mereka," kata McCants dalam sebuah pernyataan.
"Pusat-pusat media milik teroris, yang mengedit dan mengkompilasi video dan bahan membuat propaganda tertulis melalui web terletak di daerah perumahan di Irak, Libya dan Suriah. Keberadaan instalasi tersebut sudah dikenal dan benar-benar dipetakan setelah operasi dalam jangka panjang," bunyi laporan Washington Post yang mengutip sumber intelijen AS.
"Tapi pemerintahan Obama belum bergegas untuk menargetkan fasilitas ini dengan serangan udara atau rudal Hellfire yang ditembakkan dari pesawat tak berawak. Penjelasan ditawarkan tidak sulit yakni warga sipil tak berdosa di bangunan tetangga mungkin mati akibat serangan udara itu," sambungnya.
Selain karena takut terkena warga sipil, seperti dilansir Russia Today pada Kamis (17/12). alasan lain AS masih enggan menghancurkan lokasi-lokasi tersebut adalah karena AS ingin propaganda "pengeras suara" ISIS terus beroperasi.
Namun, menurut mantan penasihat senior Departemen Luar Negeri AS untuk melawan kekerasan ekstremisme William McCants, apa yang dilakukan oleh AS adalah sebuah kesalahan. AS harusnya langsung menghancurkan pusat-pusat media ISIS begitu mereka mengetahui lokasinya.
"Jelas, jika kita tahu di mana mereka memproduksi propaganda, kita harus melakukan segala yang kami bisa untuk menghancurkan fasilitas mereka," kata McCants dalam sebuah pernyataan.
(esn)