Erdogan Mengaku Bingung dengan Sikap Irak
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku bingung dengan sikap yang ditunjukan pemerintah Irak terkait dengan pengiriman pasukan ke Mosul. Menurutnya, hal itu dilakukan berdasarkan permintaan Irak.
Erdogan menuturkan, tahun 2014 lalu Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi meminta Turki untuk mengirimkan pasukan ke wilayah Mosul. Pengiriman pasukan ini dimaksudkan untuk melatih tentara Irak yang sedang berjuang melawan ISIS.
Semenjak itu, lanjut Erdogan, baik Abadi atau pemerintah Irak secara luas tidak bisa mengatakan apapun lagi kepada Turki. Abadi tidak pernah menyebut batas waktu pengiriman pasukan kepada Turki, berapa banyak yang boleh mereka kirim.
"Sekarang saya yang bertanya kepada pria itu, mengapa Anda tidak mengutarakan satu katapun sejak tahun 2014?" tanya Erdogan merujuk pada Abadi, seperti dilansir Shafaaq pada Kamis (10/12).
Hal senada sebelumnya sempat diutarakan oleh Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu. Dimana dirinya mengatakan, 150 pasukan yang dikirimkan ke Mosul merupakan pasukan pengganti yang sebelumnya sudah berada di wilayah itu sejak akhir 2014, berdasarkan permintaan Irak.
Namun, sejauh ini pemerintah Irak tetap bersikeras bawah pengiriman pasukan terbaru yang dilakukan Turki adalah sesuatu yang ilegal. Abadi menyebutnya sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan Irak dan hukum internasional.
Erdogan menuturkan, tahun 2014 lalu Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi meminta Turki untuk mengirimkan pasukan ke wilayah Mosul. Pengiriman pasukan ini dimaksudkan untuk melatih tentara Irak yang sedang berjuang melawan ISIS.
Semenjak itu, lanjut Erdogan, baik Abadi atau pemerintah Irak secara luas tidak bisa mengatakan apapun lagi kepada Turki. Abadi tidak pernah menyebut batas waktu pengiriman pasukan kepada Turki, berapa banyak yang boleh mereka kirim.
"Sekarang saya yang bertanya kepada pria itu, mengapa Anda tidak mengutarakan satu katapun sejak tahun 2014?" tanya Erdogan merujuk pada Abadi, seperti dilansir Shafaaq pada Kamis (10/12).
Hal senada sebelumnya sempat diutarakan oleh Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu. Dimana dirinya mengatakan, 150 pasukan yang dikirimkan ke Mosul merupakan pasukan pengganti yang sebelumnya sudah berada di wilayah itu sejak akhir 2014, berdasarkan permintaan Irak.
Namun, sejauh ini pemerintah Irak tetap bersikeras bawah pengiriman pasukan terbaru yang dilakukan Turki adalah sesuatu yang ilegal. Abadi menyebutnya sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan Irak dan hukum internasional.
(esn)