Soal Pengiriman Pasukan, Irak Minta NATO Tekan Turki
A
A
A
BAGHDAD - Pemerintah Irak meminta NATO untuk menekan Turki, agar segera menarik mundur pasukannya dari wilayah Irak. NATO dinilai memiliki pengaruh besar terhadap Turki.
Permintaan ini datang setelah Turki tetap tidak menarik pasukannya dari wilayah Mosul, walaupun batas 48 jam yang ditetapkan Irak telah lewat. Turki mengatakan, mereka hanya tidak akan menambah jumlah pasukan di Irak, tapi tidak akan menarik pasukan yang sudah ada di Irak.
"NATO harus menggunakan kewenangannya untuk mendesak Turki agar segera menarik pasukan mereka dari wilayah Irak," ucap Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi dalam sebuah pernyataan.
Melansir Al Jazeera pada Rabu (9/12), permintaan itu disampaikan langsung oleh Abadi kepada Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, saat keduanya berbicara melalui sambungan telepon semalam. Dalam pembicaraan itu Abadi kembali menegaskan bahwa apa yang dilakukan Turki telah melanggar kedaulatan Irak.
Turki sendiri sebelumnya mengatakan, pengiriman pasukan yang mereka lakukan tidak ilegal, karena berdasarkan permintaan pemerintah Irak. Namun, Abadi membantah pihaknya telah meminta bantuan kepada Turki, dan dengan tegas menyebut pengiriman pasukan itu adalan sesuatu yang ilegal.
Permintaan ini datang setelah Turki tetap tidak menarik pasukannya dari wilayah Mosul, walaupun batas 48 jam yang ditetapkan Irak telah lewat. Turki mengatakan, mereka hanya tidak akan menambah jumlah pasukan di Irak, tapi tidak akan menarik pasukan yang sudah ada di Irak.
"NATO harus menggunakan kewenangannya untuk mendesak Turki agar segera menarik pasukan mereka dari wilayah Irak," ucap Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi dalam sebuah pernyataan.
Melansir Al Jazeera pada Rabu (9/12), permintaan itu disampaikan langsung oleh Abadi kepada Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, saat keduanya berbicara melalui sambungan telepon semalam. Dalam pembicaraan itu Abadi kembali menegaskan bahwa apa yang dilakukan Turki telah melanggar kedaulatan Irak.
Turki sendiri sebelumnya mengatakan, pengiriman pasukan yang mereka lakukan tidak ilegal, karena berdasarkan permintaan pemerintah Irak. Namun, Abadi membantah pihaknya telah meminta bantuan kepada Turki, dan dengan tegas menyebut pengiriman pasukan itu adalan sesuatu yang ilegal.