Turki Pada Rusia: Hapus Mentalitas Perang Dingin
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Ahmed Devutoglu meminta kepada Rusia untuk menghapus mentalitas perang dingin, dan mulai melakukan pembicaraan untuk menormalkan kembali hubungan antara Turki dan Rusia.
"Kami tidak menerima kampanye negatif yang diluncurkan melawan Turki. Jangan kita mulai kampanye yang mengingatkan pada Perang Dingin, mari kita duduk dan mendiskusikan permasalahan yang ada," ucapnya, seperti dilansir Itar-tass pada Jumat (4/12).
Dirinya menuturkan, situasi antara Turki dan Rusia saat tidak boleh dibiarkan terlalu lama, dan terus berlarut-larut. Hal ini, ujar Davutoglu, ke depannya bisa menyeret sejumlah pihak yang tidak ada kaitannya dengan masalah ini.
Salah satu pihak yang mungkin akan terkena dampak terus memburuknya hubungan kedua negara adalah masyarakat dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, menurut suksesor Tayyip Erdogan itu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan dikskusi.
"Tidak ada masalah antara masyarakat Turki dan Rusia. Kami selalu memperhatikan hubungan dengan Rusia, dan kami berpikir bahwa sekarang adalah sangat penting bagi kami untuk terus membuka pintu guna melakukan dialog," pungkasnya.
"Kami tidak menerima kampanye negatif yang diluncurkan melawan Turki. Jangan kita mulai kampanye yang mengingatkan pada Perang Dingin, mari kita duduk dan mendiskusikan permasalahan yang ada," ucapnya, seperti dilansir Itar-tass pada Jumat (4/12).
Dirinya menuturkan, situasi antara Turki dan Rusia saat tidak boleh dibiarkan terlalu lama, dan terus berlarut-larut. Hal ini, ujar Davutoglu, ke depannya bisa menyeret sejumlah pihak yang tidak ada kaitannya dengan masalah ini.
Salah satu pihak yang mungkin akan terkena dampak terus memburuknya hubungan kedua negara adalah masyarakat dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, menurut suksesor Tayyip Erdogan itu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan dikskusi.
"Tidak ada masalah antara masyarakat Turki dan Rusia. Kami selalu memperhatikan hubungan dengan Rusia, dan kami berpikir bahwa sekarang adalah sangat penting bagi kami untuk terus membuka pintu guna melakukan dialog," pungkasnya.
(esn)