Hubungan dengan Rusia Goyah, Turki Was-was
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Ahmed Devutoglu menyatakan, pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk meminimalisir dampak negatif dari ketegangan dengan Rusia. Hubungan Rusia dan Turki memburuk paska militer Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah dan Turki.
Devutoglu mengatakan, langkah-langkah tersebut akan segera diumumkan kepada publik. Selain itu, dirinya juga memperingatkan Rusia untuk tidak membuat kebijakan yang akan merugikan, bukan hanya Turki tapi juga Rusia.
Pasalnya, suksesor Tayyip Erdoga itu menyatakan Turki mungkin saja akan membuat langkah balasan dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan Rusia pada Turki. Salah satu balasannya mungkin saja pencabutan investasi di sejumlah perusahaan Rusia.
"Jika ada perubahan dalam neraca impor dan ekspor atau investasi Turki di Rusia atau di bidang energi, maka hal itu bisa merugikan kedua belah pihak," ucapnya, seperti dilansir Trend pada Rabu (2/12).
Sementara itu, Mengenai kemungkinan Rusia memotong pasokan gas alam ke Turki, Davutoglu mengatakan Rusia mungkin tidak akan melakukan itu dalam waktu dekat. "Saya tidak berpikir Rusia akan melakukan itu, karena itu adalah hal yang serius," sambungnya.
"Pemutusan pasokan adalah hal serius, sesuatu hal yang melibatkan komitmen bersama, dimana ada hak dan komitmen bersama yang berasal dari hukum internasional. Namun, kita harus siap untuk kemungkinan terburuk," tambahnya.
Devutoglu mengatakan, langkah-langkah tersebut akan segera diumumkan kepada publik. Selain itu, dirinya juga memperingatkan Rusia untuk tidak membuat kebijakan yang akan merugikan, bukan hanya Turki tapi juga Rusia.
Pasalnya, suksesor Tayyip Erdoga itu menyatakan Turki mungkin saja akan membuat langkah balasan dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan Rusia pada Turki. Salah satu balasannya mungkin saja pencabutan investasi di sejumlah perusahaan Rusia.
"Jika ada perubahan dalam neraca impor dan ekspor atau investasi Turki di Rusia atau di bidang energi, maka hal itu bisa merugikan kedua belah pihak," ucapnya, seperti dilansir Trend pada Rabu (2/12).
Sementara itu, Mengenai kemungkinan Rusia memotong pasokan gas alam ke Turki, Davutoglu mengatakan Rusia mungkin tidak akan melakukan itu dalam waktu dekat. "Saya tidak berpikir Rusia akan melakukan itu, karena itu adalah hal yang serius," sambungnya.
"Pemutusan pasokan adalah hal serius, sesuatu hal yang melibatkan komitmen bersama, dimana ada hak dan komitmen bersama yang berasal dari hukum internasional. Namun, kita harus siap untuk kemungkinan terburuk," tambahnya.
(esn)