Jokowi Absen, Bali Democracy Forum Undang 127 Negara
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia menyatakan bahwa, Bali Democracy Forum (BDF) akan kembali digelar tahun ini dengan mengundang 127 negara. Namun, BDF tahun ini tanpa dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pagelaran BDF VIII ini rencananya akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Desember 2015 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esty Andayani, setidaknya 127 negara dan tujuh organisasi internasional telah diundang. Dari 127 negara yang diundang, 53 di antaranya adalah negara perserta konferensi, sedangkan sisanya adalah negara peninjau.
Esty dalam keterangannya, membenarkan bahwa pagelaran BDF kali ini tidak akan dihadiri oleh kepala negara, seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti diketahui dalam pagelaran sebelumnya sejumlah kepala negara, khusunya dari kawasan Asia Tenggara selalu hadir.
Menurut Esty, pagelaran kali ini membawa BDF kembali lagi ke khitahnya sebagai pertemuan tingkat menteri. "Karena memang sejatinya sedari awal BDF memang dibuat untuk tingkat menteri," ucap Esty, pada Senin (30/11/2015).
"Namun, presiden pada pemerintahan sebelumnya merasa tertarik dengan ini (BDF) kemudian memutuskan untuk membuka dan memimpin langsung konferensi ini,” ujar Esty.
Meski kepala negara absen, Esty memastikan bahwa makna dari acara BDF tidak berkurang sama sekali. Menurutnya, absennya Presiden Jokowi dalam BDF bukan karena presiden tidak tertarik dengan acara itu tapi karena jadwal Presiden Jokowi sangat padat.
Pagelaran BDF VIII ini rencananya akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Desember 2015 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esty Andayani, setidaknya 127 negara dan tujuh organisasi internasional telah diundang. Dari 127 negara yang diundang, 53 di antaranya adalah negara perserta konferensi, sedangkan sisanya adalah negara peninjau.
Esty dalam keterangannya, membenarkan bahwa pagelaran BDF kali ini tidak akan dihadiri oleh kepala negara, seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti diketahui dalam pagelaran sebelumnya sejumlah kepala negara, khusunya dari kawasan Asia Tenggara selalu hadir.
Menurut Esty, pagelaran kali ini membawa BDF kembali lagi ke khitahnya sebagai pertemuan tingkat menteri. "Karena memang sejatinya sedari awal BDF memang dibuat untuk tingkat menteri," ucap Esty, pada Senin (30/11/2015).
"Namun, presiden pada pemerintahan sebelumnya merasa tertarik dengan ini (BDF) kemudian memutuskan untuk membuka dan memimpin langsung konferensi ini,” ujar Esty.
Meski kepala negara absen, Esty memastikan bahwa makna dari acara BDF tidak berkurang sama sekali. Menurutnya, absennya Presiden Jokowi dalam BDF bukan karena presiden tidak tertarik dengan acara itu tapi karena jadwal Presiden Jokowi sangat padat.
(mas)