Kremlin: Insiden Su-24 Hancurkan Hubungan Rusia dan Turki
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, insiden penembakan Su-24 benar-benar telah merusak hubungan bilateral antara Rusia dan Turki. Seperti diketahui jet tempur Rusia Su-24 ditembak jatuh F-16 Turki awal pekan lalu.
"Presiden Rusia mengatakan kemarin, bahwa segala sesuatu tentang Presiden Turki merupakan perhatian masyarakat Turki, itu bukan urusan kami. Perhatian kami, tentu saja, hubungan bilateral antara Rusia dan Turki yang telah rusak parah," ucap Peskov.
Dirinya juga menuturkan, sejatinya tidak ada, khususnya mitra Rusia yang berhak untuk menembak jatuh pesawat mereka. Peskov juga menyebut aksi penembakan ini adalah tantangan bagi Rusia, sebuah hal yang belum terjadi sebelumnya.
"Sekarang, saat tidak terjadi invasi apapun, tidak ada satupun yang berhak dan mengkhianati kami dengan menembak pesawat kami di bagian ekor," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (28/11).
"Rusia sebelumnya belum pernah mendapatkan tantangan seperti ini, dan respon kami akan sesuai dengan tantangan yang diberikan," sambungnya. Selain itu, Peskov menambahkan bahwa pihaknya telah menutup hot line yang pernah dibuat kedua negara, yang bisa dipakai dalam keadaan darurat.
"Presiden Rusia mengatakan kemarin, bahwa segala sesuatu tentang Presiden Turki merupakan perhatian masyarakat Turki, itu bukan urusan kami. Perhatian kami, tentu saja, hubungan bilateral antara Rusia dan Turki yang telah rusak parah," ucap Peskov.
Dirinya juga menuturkan, sejatinya tidak ada, khususnya mitra Rusia yang berhak untuk menembak jatuh pesawat mereka. Peskov juga menyebut aksi penembakan ini adalah tantangan bagi Rusia, sebuah hal yang belum terjadi sebelumnya.
"Sekarang, saat tidak terjadi invasi apapun, tidak ada satupun yang berhak dan mengkhianati kami dengan menembak pesawat kami di bagian ekor," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (28/11).
"Rusia sebelumnya belum pernah mendapatkan tantangan seperti ini, dan respon kami akan sesuai dengan tantangan yang diberikan," sambungnya. Selain itu, Peskov menambahkan bahwa pihaknya telah menutup hot line yang pernah dibuat kedua negara, yang bisa dipakai dalam keadaan darurat.
(esn)