Video Ungkap Polisi Kulit Putih AS Tembak Remaja Kulit Hitam 16 Kali
A
A
A
CHICAGO - Sebuah video menunjukkan polisi kulit putih Amerika Serikat (AS), Jason Van Dyke, 37, menembak remaja kulit hitam Laquan McDonald, 17 sebanyak 16 kali hingga tewas.
Penembakan di Chicago yang dikhawatirkan memicu sentimen rasial di AS itu terjadi 20 Oktober tahun lalu. Namun, video bukti penembakan hingga belasan kali itu baru diungkap saat ini. Polisi dan para pemimpin sipil setempat meminta warga tenang setelah video itu dirilis.
Van Dyke telah didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Sebelum video, yang diperintahkan oleh pengadilan untuk diumumkan itu ditunjukkan polisi bersama dengan keluarga korban, orang-orang di Chicago diminta tidak melakukan kekerasan untuk mengekspresikan kemarahan mereka seperti yang pernah terjadi di Ferguson dan Baltimore.
Van Dyke mulai menembak enam detik setelah keluar dari mobil polisinya. Dia menembakkan pistolnya hingga belasan kali. Pada detik ke-13, menurut jaksa pengadilan, McDonald sudah tersungkur di tanah.
Masih menurut video tersebut, remaja kulit hitam yang masih berstatus pelajar itu tidak pernah membuat gerakan yang menuju ke arah Van Dyke.
Keluarga korban sejatinya tidak ingin video itu dirilis. Tapi wartawan lepas Brandon Smith mengajukannya sesuai Freedom of Information Act.
“Ini adalah waktu yang sulit bagi kami,” bunyi pernyataan keluarga McDonald. ”Seperti yang telah kami katakan di masa lalu, sementara kami akan lebih suka jika video tidak akan dirilis, kita memahami bahwa pengadilan telah memerintahkan sebaliknya,” lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (25/11/2015).
”Kami meminta (warga) tenang di Chicago. Tidak ada yang mengerti kemarahan lebih dari kami, tetapi jika Anda memilih untuk berbicara, kami mendorong Anda untuk secara damai. Jangan menggunakan kekerasan atas nama Laquan McDonald. Mari warisannya agar lebih baik dari itu.”
Penembakan di Chicago yang dikhawatirkan memicu sentimen rasial di AS itu terjadi 20 Oktober tahun lalu. Namun, video bukti penembakan hingga belasan kali itu baru diungkap saat ini. Polisi dan para pemimpin sipil setempat meminta warga tenang setelah video itu dirilis.
Van Dyke telah didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Sebelum video, yang diperintahkan oleh pengadilan untuk diumumkan itu ditunjukkan polisi bersama dengan keluarga korban, orang-orang di Chicago diminta tidak melakukan kekerasan untuk mengekspresikan kemarahan mereka seperti yang pernah terjadi di Ferguson dan Baltimore.
Van Dyke mulai menembak enam detik setelah keluar dari mobil polisinya. Dia menembakkan pistolnya hingga belasan kali. Pada detik ke-13, menurut jaksa pengadilan, McDonald sudah tersungkur di tanah.
Masih menurut video tersebut, remaja kulit hitam yang masih berstatus pelajar itu tidak pernah membuat gerakan yang menuju ke arah Van Dyke.
Keluarga korban sejatinya tidak ingin video itu dirilis. Tapi wartawan lepas Brandon Smith mengajukannya sesuai Freedom of Information Act.
“Ini adalah waktu yang sulit bagi kami,” bunyi pernyataan keluarga McDonald. ”Seperti yang telah kami katakan di masa lalu, sementara kami akan lebih suka jika video tidak akan dirilis, kita memahami bahwa pengadilan telah memerintahkan sebaliknya,” lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (25/11/2015).
”Kami meminta (warga) tenang di Chicago. Tidak ada yang mengerti kemarahan lebih dari kami, tetapi jika Anda memilih untuk berbicara, kami mendorong Anda untuk secara damai. Jangan menggunakan kekerasan atas nama Laquan McDonald. Mari warisannya agar lebih baik dari itu.”
(mas)