Teroris Coba Pecah Prancis dan Kucilkan Muslim
A
A
A
PARIS - Analis politik internasional Catherine Shakdam menuturkan, serangan teroris yang terjadi Jumat malam lalu kemungkinan besar dimaksudkan untuk memecah belah masyarakat Prancis. Selain itu, teroris juga mencoba untuk membuat masyarakat Prancis mengucilkan komunitas Muslim di negara tersebut.
"Apa teroris coba lakukan pada dasarnya adalah memusuhi orang-orang Barat dan Islam pada umumnya. Dan, karena Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa, saya berpikir bahwa Paris adalah target yang ditunjuk karena alasan itu," ucap Shakdam, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (15/11).
"Saya berpikir bahwa apa yang mereka coba lakukan pada dasarnya untuk mendorong adanya jarak di antara masyarakat Prancis dan Muslim dengan membuat Muslim merasa mereka bukan bagian masyarakat Prrancis dan bahwa mereka adalah orang asing dalam banyak cara, dan bahwa Islam adalah agama asing," sambungnya.
Shakdam menuturkan, untuk mencegah hal tersebut terjadi Prancis harus menyingkirkan semua sentimen negatif terhadap komunitas Muslim. Jika pemerintah Prancis gagal melakukan hal itu, berarti apa yang diingingkan oleh ISIS sudah tercapai.
Sementara itu, terkait dengan penyataan Presiden Prancis Francoic Hollande yang menuturkan akan melakukan perlawanan keras terhadap terorisme. Shakdam mengatakan, Prancis harus mau bekerjasama dengan Rusia jika ingin menghancurkan ISIS di Suriah dan Irak.
"Prancis harus menyelaraskan dengan Rusia dalam perjuangan mereka melawan teror di Suriah, untuk menghilangkan sumber akar radikalisasi di tempat asal mereka. Saya pikir ada dikotomi besar antara apa yang dikatakan para pejabat Barat, dan kepolisian bahwa mereka mengejar di Timur Tengah dasarnya," sambungnya.
"Karena memang jika mereka ingin menentang teror dan kekalahan ISIS, saya akan membayangkan bahwa mereka sekarang telah bersekutu dengan Rusia, dan turut mengikuti apa yang lakukan," pungkasnya.
"Apa teroris coba lakukan pada dasarnya adalah memusuhi orang-orang Barat dan Islam pada umumnya. Dan, karena Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa, saya berpikir bahwa Paris adalah target yang ditunjuk karena alasan itu," ucap Shakdam, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (15/11).
"Saya berpikir bahwa apa yang mereka coba lakukan pada dasarnya untuk mendorong adanya jarak di antara masyarakat Prancis dan Muslim dengan membuat Muslim merasa mereka bukan bagian masyarakat Prrancis dan bahwa mereka adalah orang asing dalam banyak cara, dan bahwa Islam adalah agama asing," sambungnya.
Shakdam menuturkan, untuk mencegah hal tersebut terjadi Prancis harus menyingkirkan semua sentimen negatif terhadap komunitas Muslim. Jika pemerintah Prancis gagal melakukan hal itu, berarti apa yang diingingkan oleh ISIS sudah tercapai.
Sementara itu, terkait dengan penyataan Presiden Prancis Francoic Hollande yang menuturkan akan melakukan perlawanan keras terhadap terorisme. Shakdam mengatakan, Prancis harus mau bekerjasama dengan Rusia jika ingin menghancurkan ISIS di Suriah dan Irak.
"Prancis harus menyelaraskan dengan Rusia dalam perjuangan mereka melawan teror di Suriah, untuk menghilangkan sumber akar radikalisasi di tempat asal mereka. Saya pikir ada dikotomi besar antara apa yang dikatakan para pejabat Barat, dan kepolisian bahwa mereka mengejar di Timur Tengah dasarnya," sambungnya.
"Karena memang jika mereka ingin menentang teror dan kekalahan ISIS, saya akan membayangkan bahwa mereka sekarang telah bersekutu dengan Rusia, dan turut mengikuti apa yang lakukan," pungkasnya.
(esn)