Kisah 'Pria' Amerika Hamil dan Melahirkan Bayi Perempuan
A
A
A
PHILADELPHIA - Pria transgender bernama Keyden Coleman, 29, bercerita ketika dia hamil dan melahirkan bayi perempuan setelah satu dekade mengalami masa transisi dari status lamanya sebagai wanita.
Kayden Coleman dan suaminya Elijah, 27, berencana untuk memberitahu bayi mereka Azaelia yang berumur 22 bulan tentang keluarganya yang “tak wajar” itu ketika dia berusia lima tahun kelak.
Sekitar dua tahun silam, Coleman menatap pantulan benjolan calon bayi di cermin. Dia bangga sekaligus gugup karena merasa terburu-buru menjadi orangtua. Dia merasa menjadi seperti ibu atau ayah yang melahirkan bayi ke dunia sebagai hal yang luar biasa.
Dia tidak akan bisa lupa ketika dia hamil, karena selama hampir satu dekade Kayden Coleman telah hidup sebagai pria bukan lagi wanita.
Dia telah memberi kabar kepada teman-teman dan keluarganya bahwa dia telah menjadi pria transgender, setelah menerima hormon testosteron selama lima tahun, telah tumbuh rambut di wajah dan menjalani mastektomi (penghapusan payudara) ganda.
Tapi takdir berkata lain. Meski telah menerima hormon laki-laki, Kayden Coleman ternyata hamil. Dia awalnya tertegun ketika pertama kali menyadari perutnya membesar bukan karena kurang latihan (olahraga) tapi karena ada bayi di dalamnya.
Dengan senyum lebar, Coleman mengatakan; "Saya tidak pernah berpikir akan hamil. Karena (sudah menerima) hormon laki-laki, saya tidak berpikir itu adalah sebuah kemungkinan. Itu pasti kejutan.”
Pria transgender itu hamil diduga ketika sedang “istirahat” setahun untuk menerima hormon laki-laki. Hal itu, menurut dokter, harus dilakukan sebelum menjalani operasi masektomi.
“Untuk mastektomi Anda harus berhenti menerima hormon selama enam minggu,” kata Coleman menirukan ucapan dokter. Dia tak menyangka rentang kecil itu menimbulkan risiko dan dia akhirnya hamil.
Beberapa bulan kemudian dia mulai merasa aneh. "Suatu hari saya kembali (merasa) membunuh saya," katanya. "Elijah memberi saya pijatan, jadi saya berbaring di depan di tempat tidur. Rasanya seperti ada bantal di bawah perut saya, tapi tidak ada bantal,” katanya.
Dia pikir dia hanya mengalami pembengkakan. ”Saya benar-benar berkata, ‘Saya pikir saya harus pergi untuk tes kehamilan’. Kami bercanda tentang hal itu,” ujar Coleman.
Beberapa menit kemudian, dia sadar bahwa "lelucon" itu menjadi hal serius.”Saya melakukan tes yang sama. Saya merasa gugup tapi bersemangat. Hasilnya konklusif tapi saya masih tidak percaya.”
Ketika ia pergi ke dokter, Kayden Coleman mengetahui bahwa dia telah hamil 21 minggu. ”Saya terkejut. Butuh beberapa saat untuk menerima itu. Tapi saya juga sibuk mencari tahu bagaimana kita bisa membuat ini bekerja secara singkat,” katanya, seperti dikutip Daily Mirror, semalam.
Pria transgender itu menikah dengan pasangan prianya pada Juli 2013. Kini pasangan itu memiliiki anak perempuan yang belum paham mengapa kedua orangtuanya sama-sama pria.
Kayden Coleman dan suaminya Elijah, 27, berencana untuk memberitahu bayi mereka Azaelia yang berumur 22 bulan tentang keluarganya yang “tak wajar” itu ketika dia berusia lima tahun kelak.
Sekitar dua tahun silam, Coleman menatap pantulan benjolan calon bayi di cermin. Dia bangga sekaligus gugup karena merasa terburu-buru menjadi orangtua. Dia merasa menjadi seperti ibu atau ayah yang melahirkan bayi ke dunia sebagai hal yang luar biasa.
Dia tidak akan bisa lupa ketika dia hamil, karena selama hampir satu dekade Kayden Coleman telah hidup sebagai pria bukan lagi wanita.
Dia telah memberi kabar kepada teman-teman dan keluarganya bahwa dia telah menjadi pria transgender, setelah menerima hormon testosteron selama lima tahun, telah tumbuh rambut di wajah dan menjalani mastektomi (penghapusan payudara) ganda.
Tapi takdir berkata lain. Meski telah menerima hormon laki-laki, Kayden Coleman ternyata hamil. Dia awalnya tertegun ketika pertama kali menyadari perutnya membesar bukan karena kurang latihan (olahraga) tapi karena ada bayi di dalamnya.
Dengan senyum lebar, Coleman mengatakan; "Saya tidak pernah berpikir akan hamil. Karena (sudah menerima) hormon laki-laki, saya tidak berpikir itu adalah sebuah kemungkinan. Itu pasti kejutan.”
Pria transgender itu hamil diduga ketika sedang “istirahat” setahun untuk menerima hormon laki-laki. Hal itu, menurut dokter, harus dilakukan sebelum menjalani operasi masektomi.
“Untuk mastektomi Anda harus berhenti menerima hormon selama enam minggu,” kata Coleman menirukan ucapan dokter. Dia tak menyangka rentang kecil itu menimbulkan risiko dan dia akhirnya hamil.
Beberapa bulan kemudian dia mulai merasa aneh. "Suatu hari saya kembali (merasa) membunuh saya," katanya. "Elijah memberi saya pijatan, jadi saya berbaring di depan di tempat tidur. Rasanya seperti ada bantal di bawah perut saya, tapi tidak ada bantal,” katanya.
Dia pikir dia hanya mengalami pembengkakan. ”Saya benar-benar berkata, ‘Saya pikir saya harus pergi untuk tes kehamilan’. Kami bercanda tentang hal itu,” ujar Coleman.
Beberapa menit kemudian, dia sadar bahwa "lelucon" itu menjadi hal serius.”Saya melakukan tes yang sama. Saya merasa gugup tapi bersemangat. Hasilnya konklusif tapi saya masih tidak percaya.”
Ketika ia pergi ke dokter, Kayden Coleman mengetahui bahwa dia telah hamil 21 minggu. ”Saya terkejut. Butuh beberapa saat untuk menerima itu. Tapi saya juga sibuk mencari tahu bagaimana kita bisa membuat ini bekerja secara singkat,” katanya, seperti dikutip Daily Mirror, semalam.
Pria transgender itu menikah dengan pasangan prianya pada Juli 2013. Kini pasangan itu memiliiki anak perempuan yang belum paham mengapa kedua orangtuanya sama-sama pria.
(mas)