Capres AS Hillary Clinton Ternyata Tak Dukung Perang Lawan ISIS
A
A
A
NEW HAMPSHIRE - Calon presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) 2016, Hillary Clinton, ternyata tidak mendukung deklarasi perang melawan ISIS. Capres AS dari Partai Demokrat itu memiliki alasan khusus mengapa dia tidak mendukung AS mendeklarasikan perang terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Meski tidak mendukung, Hillary percaya bahwa AS perlu meningkatkan upayanya dalam melawan militan radikal.
Hillary mengatakan, deklarasi perang akan membutuhkan pemahaman tentang sumber daya yang tersedia dan tujuan untuk apa terlibat perang. ”Jika Anda memiliki deklarasi perang, Anda sebaiknya memiliki anggaran di punggung itu,” kata Hillary Clinton saat berkampanye di New Hampshire, kemarin, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/11/2015).
Hillary yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri AS di era Presiden Barack Obama menambahkan, bahwa pihaknya lebih tertarik melakukan antisipasi dari ancaman kelompok ISIS. ”Saya berpikir bahwa kita harus melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memahami ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok jihad Islam radikal,” katanya.
Menurutnya, organisasi teroris saat ini tersebar di seluruh Timur Tengah. Sehigga, mendeklarasikan perang bukan cara terbaik untuk melawannya.
AS sendiri di bawah pemerintahan Barack Obama telah mengumumkan perang terhadap ISIS, terutama sejak beberapa warga AS dieksekusi kelompok yang dipimpin Abu Bakar Al-Baghdadi itu. Sudah setahun ini, AS melakukan agresi di Irak dan Suriah dengan dalih memerangi ISIS. Namun, Obama tidak tertarik mengerahkan pasukan darat dalam perang melawan ISIS.
Meski tidak mendukung, Hillary percaya bahwa AS perlu meningkatkan upayanya dalam melawan militan radikal.
Hillary mengatakan, deklarasi perang akan membutuhkan pemahaman tentang sumber daya yang tersedia dan tujuan untuk apa terlibat perang. ”Jika Anda memiliki deklarasi perang, Anda sebaiknya memiliki anggaran di punggung itu,” kata Hillary Clinton saat berkampanye di New Hampshire, kemarin, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/11/2015).
Hillary yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri AS di era Presiden Barack Obama menambahkan, bahwa pihaknya lebih tertarik melakukan antisipasi dari ancaman kelompok ISIS. ”Saya berpikir bahwa kita harus melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memahami ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok jihad Islam radikal,” katanya.
Menurutnya, organisasi teroris saat ini tersebar di seluruh Timur Tengah. Sehigga, mendeklarasikan perang bukan cara terbaik untuk melawannya.
AS sendiri di bawah pemerintahan Barack Obama telah mengumumkan perang terhadap ISIS, terutama sejak beberapa warga AS dieksekusi kelompok yang dipimpin Abu Bakar Al-Baghdadi itu. Sudah setahun ini, AS melakukan agresi di Irak dan Suriah dengan dalih memerangi ISIS. Namun, Obama tidak tertarik mengerahkan pasukan darat dalam perang melawan ISIS.
(mas)