Saudi: Pertemuan Wina Ujian Keseriusan Iran Soal Suriah
Saudi: Pertemuan Wina Ujian Keseriusan Iran Soal Suriah
A
A
A
RIYADH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menilai, pertemuan Wina akan menjadi ujian keseriusan Iran soal Suriah. Pertemuan itu rencananya akan digelar besok, dan akan melibatkan Iran, Arab Saudi, Amerika Serikat (AS), Rusia, Turki, Prancis, China, dan sejumlah negara Eropa lainnya.
Pernyataan Jubeir ini muncul setelah Iran mengumumkan, bahwa mereka akan terlibat dalam pertemuan yang diharapkan dapat menelurkan solusi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Suriah.
"Kalau mereka (Iran) serius, kita akan tahu, dan jika mereka tidak serius kami juga akan tahu dan kami akan berhenti membuang-buang waktu dengan mereka," ujar Jubeir, seperti dilansir Al-Jazeera pada Kamis (29/10).
Selain menguji keseriusan Iran, mantan Duta Besar Saudi untuk AS itu juga mengatakan, pertemuan itu juga akan menguji keseriusan dari Rusia, dan pemerintah Suriah sendiri untuk menyelesaikan konflik yang sudah berjalan selama empat tahun itu.
Di kesempatan yang sama, Jubeir turut menegaskan mengenai posisi Saudi di Suriah dan masa depan Bashar al-Assad. "Posisi kami tidak berubah, yakni bahwa Bashar al-Assad harus mundur dari jabatannya," ujar Jubeir.
Pernyataan Jubeir ini muncul setelah Iran mengumumkan, bahwa mereka akan terlibat dalam pertemuan yang diharapkan dapat menelurkan solusi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Suriah.
"Kalau mereka (Iran) serius, kita akan tahu, dan jika mereka tidak serius kami juga akan tahu dan kami akan berhenti membuang-buang waktu dengan mereka," ujar Jubeir, seperti dilansir Al-Jazeera pada Kamis (29/10).
Selain menguji keseriusan Iran, mantan Duta Besar Saudi untuk AS itu juga mengatakan, pertemuan itu juga akan menguji keseriusan dari Rusia, dan pemerintah Suriah sendiri untuk menyelesaikan konflik yang sudah berjalan selama empat tahun itu.
Di kesempatan yang sama, Jubeir turut menegaskan mengenai posisi Saudi di Suriah dan masa depan Bashar al-Assad. "Posisi kami tidak berubah, yakni bahwa Bashar al-Assad harus mundur dari jabatannya," ujar Jubeir.
(esn)
Explore More