Seorang Siswi yang Diculik Boko Haram Berhasil Kabur
A
A
A
LAGOS - Seorang siswi sekolah Kristen yang menjadi korban penculikan Boko Haram di Chibok pada bulan April 2014 lalu berhasil meloloskan diri. Ia pun menceritakan penderitaan yang didapatnya selama 18 bulan berada dalam sekapan kelompok pemberontak tersebut.
Menurut gadis tersebut, 50 orang dari total 276 gadis yang diculik berhasil melarikan diri pada bulan-bulan awal pasca penculikan. Sedangkan sisanya, tidak lagi terdengar kabarnya sampai ketika sekitar 100 orang dari mereka muncul dalam sebuah video mengenakan pakaian Muslim dan membaca Al-Quran seperti dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (16/10/2015).
Dalam pengakuannya, ia bersama 60 gadis lain ditempatkan dalam sebuah kamp. Mereka dipaksa untuk masuk Islam dan yang menolak akan dipenggal atau ditembak dari jarak dekat. Mereka juga dipaksa untuk menikah, dan menjadi korban perkosaan. Sebagian dari mereka bahkan terinfeksi penyakit.
Menurutnya, beberapa gadis lain yang juga menjadi korban penculikan di tahan di kota-kota yang berada disekitar Danau Chad, yang berada di perbatasan Chad dan Nigeria.
Gadis korban penculikan ini berhasil diselamatkan oleh seorang penggembala dari sebuah kamp Boko Haram di hutan lebat Sambisa, dekat dengan Chad. Ia kemudian dibawa ke sebuah pangkalan militer lokal.
Namun, kabar ini dibantah oleh seorang pejabat militer setempat dan mengatakan hal tersebut sebagai laporan palsu yang harus diabaikan.
Pada bulan April 2014, kelompok pemberontak Boko Haram menyerang sebuah sekolah Kristen di daerah Chibok, Nigeria, dan menculik 276 siswi yang tengah dalam persiapan menghadapi ujian akhir tahun.
Insiden ini pun lantas menjadi berita utama dunia internasional hingga memunculkan kampanye di dunia maya. Bahkan First Lady Amerika Serikat (AS), Michele Obama, turut ambil bagian dalam kampanye tersebut.
Menurut gadis tersebut, 50 orang dari total 276 gadis yang diculik berhasil melarikan diri pada bulan-bulan awal pasca penculikan. Sedangkan sisanya, tidak lagi terdengar kabarnya sampai ketika sekitar 100 orang dari mereka muncul dalam sebuah video mengenakan pakaian Muslim dan membaca Al-Quran seperti dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (16/10/2015).
Dalam pengakuannya, ia bersama 60 gadis lain ditempatkan dalam sebuah kamp. Mereka dipaksa untuk masuk Islam dan yang menolak akan dipenggal atau ditembak dari jarak dekat. Mereka juga dipaksa untuk menikah, dan menjadi korban perkosaan. Sebagian dari mereka bahkan terinfeksi penyakit.
Menurutnya, beberapa gadis lain yang juga menjadi korban penculikan di tahan di kota-kota yang berada disekitar Danau Chad, yang berada di perbatasan Chad dan Nigeria.
Gadis korban penculikan ini berhasil diselamatkan oleh seorang penggembala dari sebuah kamp Boko Haram di hutan lebat Sambisa, dekat dengan Chad. Ia kemudian dibawa ke sebuah pangkalan militer lokal.
Namun, kabar ini dibantah oleh seorang pejabat militer setempat dan mengatakan hal tersebut sebagai laporan palsu yang harus diabaikan.
Pada bulan April 2014, kelompok pemberontak Boko Haram menyerang sebuah sekolah Kristen di daerah Chibok, Nigeria, dan menculik 276 siswi yang tengah dalam persiapan menghadapi ujian akhir tahun.
Insiden ini pun lantas menjadi berita utama dunia internasional hingga memunculkan kampanye di dunia maya. Bahkan First Lady Amerika Serikat (AS), Michele Obama, turut ambil bagian dalam kampanye tersebut.
(ian)