Indonesia Kecam Serangan Bom Bunuh Diri di Turki
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi serangan bom bunuh diri di Turki, kemarin. Serangan yang menghantam Ankara itu diketahui memakan 95 korban jiwa.
Seperti diketahui, Ledakan bom ini terjadi di tempat di mana unjuk rasa yang menyuarakan “Buruh, Perdamaian, dan Demokrasi”.
Demo itu juga untuk menyuarakan penentangan warga Turki atas serangan militer Turki terhadap pemberontak Kurdi. Sampai saat ini belum ada satupun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru yang menghantam Turki tersebut.
"Pemerintah Indonesia mengecam peristiwa ledakan bom di Ankara, Turki pada tanggal 10 Oktober 2015 yang telah menewaskan 95 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya," bunyi keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada Pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada keluarga korban," sambung keterangan Kemlu yang diterima Sindonews pada Minggu (11/10).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah terlebih dahulu mengutarakan ucapan duka cita dan kecaman atas insiden tersebut. Keduanya menuntur agar otak dari pelaku serangan bom itu segera ditemuka dan diadili sesuai hukum yang berlau di Turki.
Seperti diketahui, Ledakan bom ini terjadi di tempat di mana unjuk rasa yang menyuarakan “Buruh, Perdamaian, dan Demokrasi”.
Demo itu juga untuk menyuarakan penentangan warga Turki atas serangan militer Turki terhadap pemberontak Kurdi. Sampai saat ini belum ada satupun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru yang menghantam Turki tersebut.
"Pemerintah Indonesia mengecam peristiwa ledakan bom di Ankara, Turki pada tanggal 10 Oktober 2015 yang telah menewaskan 95 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya," bunyi keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada Pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada keluarga korban," sambung keterangan Kemlu yang diterima Sindonews pada Minggu (11/10).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah terlebih dahulu mengutarakan ucapan duka cita dan kecaman atas insiden tersebut. Keduanya menuntur agar otak dari pelaku serangan bom itu segera ditemuka dan diadili sesuai hukum yang berlau di Turki.
(esn)