Tentara Assad Ternyata Gunakan Senjata Buatan Inggris

Minggu, 11 Oktober 2015 - 14:12 WIB
Tentara Assad Ternyata...
Tentara Assad Ternyata Gunakan Senjata Buatan Inggris
A A A
LONDON - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, diminta untuk melakukan penyelidikan setelah terungkapnya fakta bahwa senjata sniper pasukan Inggris digunakan oleh pasukan pemerintah Suriah. Hal itu terungkap setelah laman Sunday Express menunjukkan anggota Pasukan Khusus Suriah mengacungkan senapan buatan Inggris, Arctic Warfare Magnum, saat mereka melakukan penyerangan ke wilayah yang dikuasai oleh pemberontak di Harasta.

"Hal ini benar-benar memalukan, melihat pasukan pendukung Presiden Assad menggunakan senapan sniper canggih milik Inggris untuk tujuan mereka. Terlebih dikarenakan pemerintah kita sendiri berniat untuk membawa rezim Assad turun," ucap mantan Kepala Pasukan Inggris di Afghanistan, Richard Kemp seperti dikutip dari laman Express, Minggu (11/10/2015).

"Tapi itu lebih dari memalukan, itu berbahaya. Berapa lama mereka telah menggunakan senjata itu melawan pasukan khusus kita sendiri di Suriah? Pemerintah harus melakukan segala upaya untuk menyelidiki bagaimana senjata ini masuk ke tangan Rusia dan kemudian Suriah, dan David Cameron harus berani mengungkapkanya," tambahnya lagi.

Sementara itu, Direktur perusahaan tersebut Tom Irwin mengaku telah menjual senjata miliknya ke lebih dari 60 pasars senjata. "Tapi kami tidak pernah menjual ke Suriah dan kami belum menjual senapan secara langsung ke Rusia, setidaknya dalam 15 tahun terakhir," katanya.

Irwin pun mengaku prihatin dengan kejadian ini. Namun ia menegaskan, bahwa penyelidikan tidak akan mungkin dilakukan karena nomor seri senjata yang muncul dalam gambar telah sengaja dilenyapkan.

Meskipun peristiwa itu mengundang keprihatinan dari sejumlah pihak, namun sebuah sumber pemerintah mengatakan, Departemen Bisnis Inggris yang memberikan izin ekspor untuk semua senjata api Inggris tidak mungkin melakukan penyelidikan.

"Inggris belum memberikan izin ekspor senapan sniper untuk Suriah sejak tahun 1999 dan berperan terhadap sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa terhadap Rusia pada bulan Juli tahun lalu. Surat izin yang ada telah dicabut, seiring diterbitkannya sanksi dan tidak ada surat izin baru yang diberikan untuk senapan sniper," ujar juru bicara Departemen Bisnis Inggris.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)