Langka, Pria Yahudi Korban Bom Donorkan Ginjal ke Gadis Palestina

Senin, 28 September 2015 - 14:55 WIB
Langka, Pria Yahudi...
Langka, Pria Yahudi Korban Bom Donorkan Ginjal ke Gadis Palestina
A A A
YERUSALEM - Di tengah permusuhan Israel dan Palestina, ada kisah persahabatan langka keluarga Yahudi korban pemboman dengan keluarga Palestina. Di mana, pria Yahudi yang tewas akibat serangan bom di Tel Aviv, Israel, mendonorkan ginjalnya untuk menyelamatkan nyawa gadis kecil Palestina.

Pria Israel pendonor ginjal ke gadis kecil Palestina itu adalah Yoni Jesner, 19. Dia tewas dalam pemboman bus di Tel Aviv tahun 2002.

Keluarga Yoni tinggal di Girffnock, dekat Glasgow, Inggris. Ibu remaja Yahudi itu, Marsha Gladstone, 60, hancur ketika melihatputranya tewas akibat serangan bom di Tel Aviv, 13 tahun silam. Padahal saat itu, putranya memanfaatkan waktu libur untuk jadi pekerja sukarela di Tepi Barat.

Tapi bagi Marsha, kematian Yoni tidak sia-sia. Dia kala itu memilih mendonorkan ginjal Yoni demi menyelamatkan nyawa Yasmin Rumeileh, gadis Palestina berusia tujuh tahun yang sekarat akibat penyakit genetik yang menyerang ginjalnya.

Marsha yang memiliki dua putra lainnya dan dua anak perempuan pergi ke Yerusalem pekan lalu untuk melihat kondisi Yasmin yang kini tumbuh jadi gadis muda yang cantik.

“Keluarganya menyambut saya ke rumah mereka dan saya sangat senang melihat Yasmin telah berubah menjadi seorang gadis muda yang cantik, tidak jauh lebih tua dari usia Yoni adalah ketika ia terbunuh. Itu hanya membuat kita merasa sedikit lebih dekat pada Yoni,” kata Marsha mengenang kematian putranya, seperti dilansir Daily Mail, Senin (28/9/2015).

”Para dokter meminta kita, jika kita akan memungkinkanorgan (Yoni)diberikan kepada orang lain untuk menyelamatkan orang tersebut dan saya segera setuju. Mereka memberikannya kepada orang Yahudi dan seorang gadis Arab tujuh tahun yang sangat sakit, Yasmin Rumeileh,yangmengalami gagal ginjal,” lanjut Marsha.

”Itu sudah begitu menghibur, karena Yoni sangat ingin menjadi dokter dan menyelamatkan nyawa (orang),” ujar ibu dari mahasiswa kedokteran itu.

Bagi Marsha, menyelamatkan orang tidak pandang agama dan budaya. “Kami semua merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ketika hidup seseorang jadi risiko Anda untuk menyelamatkan mereka terlepas dari iman atau budayanya,” katanya.

Operasi transplantasi ginjal itu dilakukan tim dokter Israel. Setelah ganjal Yoni diangkat dan didonorkan, jasad remaja Yahudi itu dikuburkan. “Ini kesaksian yang bagus bagi tim transplantasi Israel bahwa mereka tidak membedakan antara orang Yahudi dan Arab. Dokter tidak diskriminasi dan memberikan organ untuk yang terbaik terlepas dari siapa mereka,” imbuh Marsha.

Sementara itu, ayah Yasmin, Abu Rumeileh, yang membuka kedai kopi di Yerusalem Timur, mengatakan, bahwa ia merasa melihat dunia yang sebenarnya ketika bersama keluarga Yoni.

”Mereka menyelamatkan putri saya, "katanya. ”Bagian (organ) dari anak mereka tinggal di (tubuh) putri saya. Kita semua adalah satu,” kata Abu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1267 seconds (0.1#10.140)