Bahas Suriah, Menlu AS Temui Menlu Iran
A
A
A
NEW YORK - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry mengaku melihat kesempatan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Suriah yang telah berjalan selama empat tahun. Hal itu diungkapkannya setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
"Kita perlu mencapai perdamaian dan jalan menuju masa depan di Suriah, di Yaman. Ada peluang pekan ini, melalui pertemuan ini, untuk membuat beberapa kemajuan," kata Kerry usai pertemuan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/9/2015).
Namun, Menlu Iran Zarif mengatakan hal yang berbeda dengan Kerry. Zarif mengatakan bahwa prioritasnya dalam pertemuan itu adalah untuk membahas pelaksanaan perjanjian 14 Juli, dimana Iran setuju untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi program nuklirnya dengan kompensasi bantuan atas sanksi ekonomi yang telah melumpuhkan negara itu.
"Kami berharap hal itu dilaksanakan secara penuh, diimplementasikan dengan baik, agar kita dapat melampiaskan beberapa ketidakpercayaan yang telah ada selama beberapa dekade terakhir," kata Zarif.
Kendati begitu, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Iran bersedia membahas permasalahan Suriah dengan AS. "Untuk membantu terciptanya perdamaian dan keamanan di kawasan itu, Iran adalah pemain kunci. Oleh karena itu, kami dapat menawarkan pandangan dan solusi kami untuk mengakhiri krisis di Suriah dan Yaman atau masalah regional lainnya," ucap pejabat Iran tadi.
Sejumlah diplomat mengatakan, Iran mungkin mempertimbangkan Assad untuk mundur, dan digantikan oleh pemerintah Alawit lain sebuah sikap yang bisa diterima oleh Washington.
"Kita perlu mencapai perdamaian dan jalan menuju masa depan di Suriah, di Yaman. Ada peluang pekan ini, melalui pertemuan ini, untuk membuat beberapa kemajuan," kata Kerry usai pertemuan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/9/2015).
Namun, Menlu Iran Zarif mengatakan hal yang berbeda dengan Kerry. Zarif mengatakan bahwa prioritasnya dalam pertemuan itu adalah untuk membahas pelaksanaan perjanjian 14 Juli, dimana Iran setuju untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi program nuklirnya dengan kompensasi bantuan atas sanksi ekonomi yang telah melumpuhkan negara itu.
"Kami berharap hal itu dilaksanakan secara penuh, diimplementasikan dengan baik, agar kita dapat melampiaskan beberapa ketidakpercayaan yang telah ada selama beberapa dekade terakhir," kata Zarif.
Kendati begitu, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Iran bersedia membahas permasalahan Suriah dengan AS. "Untuk membantu terciptanya perdamaian dan keamanan di kawasan itu, Iran adalah pemain kunci. Oleh karena itu, kami dapat menawarkan pandangan dan solusi kami untuk mengakhiri krisis di Suriah dan Yaman atau masalah regional lainnya," ucap pejabat Iran tadi.
Sejumlah diplomat mengatakan, Iran mungkin mempertimbangkan Assad untuk mundur, dan digantikan oleh pemerintah Alawit lain sebuah sikap yang bisa diterima oleh Washington.
(esn)