Kabut Asap, Menteri Singapura Jengkel pada Pejabat Top Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Singapura,K Shanmugam, meluapkan kejengkelannya pada pejabat top atau senior di pemerintahan Indonesia terkait komentarnya soal krisis kabut asap. Menteri Singapura itu mempertanyakan apakah pejabat senior Indonesia tidak punya malu.
Kejengkelan Menlu Shanmugam ditulis di halaman Facebook-nya pada hari Kamis. Sindonews.com, pada Jumat (25/9/2015) membuka halaman Facebook Menteri Singapura tersebut yang isinya kaget dengan pernyataan seorang pejabat top Indonesia yang tidak dia sebut namanya.
“Berjalan di sekitar Chong Pang pagi ini. Kabut berada di kisaran yang tidak sehat, dan ada sedikit lebih banyak orang keluar di jalan-jalan dari biasanya. Saya melihat banyak yang memakai masker. Saat saya berjalan di sekitar, ada dampak dari kabut pada orang-orang, itu jelas. Saya batuk, mata gatal, panas terik,” bunyi tulisan awal halaman Facebook menteri itu.
Dalam tulisan panjang tersebut, terdapat luapan kekesalannya pada pejabat senior Indonesia.”Pernyataan ini dibuat pejabat di tingkat senior dari Indonesia, dengan mengabaikan orang-orang kami, dan (orang-orang) mereka sendiri. Tingkat PSI (indeks kualitas udara) di wilayah Indonesia berada pada hampir di leveal 2.000,” lanjut tulisan tersebut.
”Bagaimana mungkin bagi orang-orang senior di dalam pemerintah mengeluarkan pernyataan seperti, tanpa memperhatikan orang-orang mereka, atau kita, dan tanpa malu, atau tanpa rasa tanggung jawab?,” tanya dia.
Meski tak menyebut siapa pejabat Indonesia itu, namun pada 17 September 2015, Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, telah mengulangi pernyataan kontroversial yang pertama kali dia sampaikan pada bulan Maret silam. Kala itu, Wapres Kalla menyatakan, bahwatetangga Indonesia harus bersyukur untuk kualitas udara yang baik dalam 11 bulan ini, dan jangan mengeluh terkait kualitas udara daam satu bulan ini ketika ada kabut asap.
”Selama 11 bulan, mereka menikmati udara bagus dari Indonesia dan mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih pada kami,” bunyi pernyataan Kalla pada bulan Maret silam. ”Mereka telah menderita karena kabut selama satu bulan dan mereka marah,” lanjut pernyataan Kalla, yang dilansir theonlinecitizen.
Pada 2013, Agung Laksono, yang menjadi menteri di kabinet pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengecam Singapura yang telah mengalami efek buruk dari kebakaran hutan di Indonesia. ”Singapura seharusnya tidak seperti anak-anak, dalam kegelisahan seperti itu,” katanya kala itu.
Kejengkelan Menlu Shanmugam ditulis di halaman Facebook-nya pada hari Kamis. Sindonews.com, pada Jumat (25/9/2015) membuka halaman Facebook Menteri Singapura tersebut yang isinya kaget dengan pernyataan seorang pejabat top Indonesia yang tidak dia sebut namanya.
“Berjalan di sekitar Chong Pang pagi ini. Kabut berada di kisaran yang tidak sehat, dan ada sedikit lebih banyak orang keluar di jalan-jalan dari biasanya. Saya melihat banyak yang memakai masker. Saat saya berjalan di sekitar, ada dampak dari kabut pada orang-orang, itu jelas. Saya batuk, mata gatal, panas terik,” bunyi tulisan awal halaman Facebook menteri itu.
Dalam tulisan panjang tersebut, terdapat luapan kekesalannya pada pejabat senior Indonesia.”Pernyataan ini dibuat pejabat di tingkat senior dari Indonesia, dengan mengabaikan orang-orang kami, dan (orang-orang) mereka sendiri. Tingkat PSI (indeks kualitas udara) di wilayah Indonesia berada pada hampir di leveal 2.000,” lanjut tulisan tersebut.
”Bagaimana mungkin bagi orang-orang senior di dalam pemerintah mengeluarkan pernyataan seperti, tanpa memperhatikan orang-orang mereka, atau kita, dan tanpa malu, atau tanpa rasa tanggung jawab?,” tanya dia.
Meski tak menyebut siapa pejabat Indonesia itu, namun pada 17 September 2015, Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, telah mengulangi pernyataan kontroversial yang pertama kali dia sampaikan pada bulan Maret silam. Kala itu, Wapres Kalla menyatakan, bahwatetangga Indonesia harus bersyukur untuk kualitas udara yang baik dalam 11 bulan ini, dan jangan mengeluh terkait kualitas udara daam satu bulan ini ketika ada kabut asap.
”Selama 11 bulan, mereka menikmati udara bagus dari Indonesia dan mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih pada kami,” bunyi pernyataan Kalla pada bulan Maret silam. ”Mereka telah menderita karena kabut selama satu bulan dan mereka marah,” lanjut pernyataan Kalla, yang dilansir theonlinecitizen.
Pada 2013, Agung Laksono, yang menjadi menteri di kabinet pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengecam Singapura yang telah mengalami efek buruk dari kebakaran hutan di Indonesia. ”Singapura seharusnya tidak seperti anak-anak, dalam kegelisahan seperti itu,” katanya kala itu.
(mas)