Sebut Kata Eco-terorist Remaja Muslim di Inggris Diinterogasi
A
A
A
LONDON - Seorang remaja pria di sebuah sekolah di London, Inggris, dikabarkan harus menjalani pemeriksaan di Pusat Perlindungan Anak karena menyebut kata "eco-terorist". Remaja berusia 14 tahun yang tidak disebutkan namanya itu mengucapkan kata tersebut berulang kali saat mengikuti kelasa bahasa Prancis di sekolahnya.
Menurut laporan The Guardian pada Rabu (23/9/2015), remaja tersebut mengucap kata itu berulang kali saat berlangsung debat di kelas bahasa Prancis. Beberapa hari setelah debat tersebut, remaja itu tiba-tiba diminta keluar dari kelas dan diinterogasi oleh dua orang, dimana salah satunya adalah seorang perwira perlindungan anak.
"Mereka bertanya apakah saya berafiliasi dengan ISIS, atau pernah mendengar soal ISIS. Saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi," kata remaja itu.
"Mereka mengatakan kepada saya, bahwa ada masalah. Jika Anda tiba-tiba ditarik keluar dari kelas Prancis dan diinterogasi mengenai keterkaitan Anda dengan ISIS, Anda akan ketakutan. Hati saya sangat berdebar-bedar saat itu," sambungnya.
Apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dan perlindungan anak itu merupakan praktek dari hukum baru di Inggris. Dalam hukum baru tersebut, setiap sekolah diwajibkan untuk mencegah anak murid mereka untuk terjerumus ke dalam paham ekstrim dan menjadi teroris.
Sementara itu, kedua orang tua remaja tersebut saat ini dilaporkan tengah mencari keadilan, dengan mengajukan tuntutan. Keduanya menyebut apa yang dilakukan pada anak mereka adalah tindakan diskriminasi. Sang remaja diketahui berasal dari keluarga Muslim.
Menurut laporan The Guardian pada Rabu (23/9/2015), remaja tersebut mengucap kata itu berulang kali saat berlangsung debat di kelas bahasa Prancis. Beberapa hari setelah debat tersebut, remaja itu tiba-tiba diminta keluar dari kelas dan diinterogasi oleh dua orang, dimana salah satunya adalah seorang perwira perlindungan anak.
"Mereka bertanya apakah saya berafiliasi dengan ISIS, atau pernah mendengar soal ISIS. Saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi," kata remaja itu.
"Mereka mengatakan kepada saya, bahwa ada masalah. Jika Anda tiba-tiba ditarik keluar dari kelas Prancis dan diinterogasi mengenai keterkaitan Anda dengan ISIS, Anda akan ketakutan. Hati saya sangat berdebar-bedar saat itu," sambungnya.
Apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dan perlindungan anak itu merupakan praktek dari hukum baru di Inggris. Dalam hukum baru tersebut, setiap sekolah diwajibkan untuk mencegah anak murid mereka untuk terjerumus ke dalam paham ekstrim dan menjadi teroris.
Sementara itu, kedua orang tua remaja tersebut saat ini dilaporkan tengah mencari keadilan, dengan mengajukan tuntutan. Keduanya menyebut apa yang dilakukan pada anak mereka adalah tindakan diskriminasi. Sang remaja diketahui berasal dari keluarga Muslim.
(esn)