Di FEALAC, Menlu Retno Usul Buat Satgas Anti Narkoba
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyarankan pembentukan jaringan kerjasama antar negara Asia dan Amerika Latin guna memberantas peredaran narkoba. Hal ini diutarakan Retno kala menghadiri pertemuan ketujuh forum For East-Asia Latin America Cooperation (FEALAC) yang digelar di San Jose, Kosta Rika, 21 Agustus silam.
"Menlu menyampaikan usulan membuat netwokring law enforcemnt official antara dua kawasan dalam hal penanganan peredaran obat-obatan terlarang," ujar Direktur Kerja Sama Intra kawasan Amerika-Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dewi Savitri Tobing, saat menggelar press briefing di Kemlu, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
“Hal itu sangat penting, karena kita memiliki masalah yang sama. Jika kita bisa semakin dekat, maka kita bisa saling bertukar informasi untuk mengatasi kejahatan obat-obatan terlarang,” sambungnya.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Dewi, selain masalah peradaran narkoba, ada bebearpa kesepakatan lain yang turut dibahas. Salah satunya adalah mengenai kerjasama maritim.
“Prioritas Indonesia adalah menguatkan kerja sama di bidang maritim. Maka dari itu, Indonesia telah siap untuk menerapkan infrastruktur konektifitas maritim. Hal itu sangat penting bagi Indonesia mengingat kedua kawasan disambungkan oleh samudera,” jelas Dewi.
Dalam pertemuan yang dihadiri para menteri dari 29 negara di dua kawasan itu, Retno juga menyampaikan perlunya penguatan kerjasama perdagangan.“Ibu Menlu menyampaikan untuk membentuk data base regulation yang berisi regulasi-regulasi dari negara-negara Asia dan Amerika Latin. Lalu semua regulasi tersebut akan dijadikan satu sehingga bisa dimanfaatkan para pengusaha dari dua kawasan,” pungkasnya.
"Menlu menyampaikan usulan membuat netwokring law enforcemnt official antara dua kawasan dalam hal penanganan peredaran obat-obatan terlarang," ujar Direktur Kerja Sama Intra kawasan Amerika-Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dewi Savitri Tobing, saat menggelar press briefing di Kemlu, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
“Hal itu sangat penting, karena kita memiliki masalah yang sama. Jika kita bisa semakin dekat, maka kita bisa saling bertukar informasi untuk mengatasi kejahatan obat-obatan terlarang,” sambungnya.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Dewi, selain masalah peradaran narkoba, ada bebearpa kesepakatan lain yang turut dibahas. Salah satunya adalah mengenai kerjasama maritim.
“Prioritas Indonesia adalah menguatkan kerja sama di bidang maritim. Maka dari itu, Indonesia telah siap untuk menerapkan infrastruktur konektifitas maritim. Hal itu sangat penting bagi Indonesia mengingat kedua kawasan disambungkan oleh samudera,” jelas Dewi.
Dalam pertemuan yang dihadiri para menteri dari 29 negara di dua kawasan itu, Retno juga menyampaikan perlunya penguatan kerjasama perdagangan.“Ibu Menlu menyampaikan untuk membentuk data base regulation yang berisi regulasi-regulasi dari negara-negara Asia dan Amerika Latin. Lalu semua regulasi tersebut akan dijadikan satu sehingga bisa dimanfaatkan para pengusaha dari dua kawasan,” pungkasnya.
(esn)