Hidup Pria Ini Dianggap Kisah Nyata Tarzan

Senin, 14 September 2015 - 16:54 WIB
Hidup Pria Ini Dianggap Kisah Nyata Tarzan
Hidup Pria Ini Dianggap Kisah Nyata Tarzan
A A A
QUEENSLAND - Seorang pria bernama Michael Peter Fomenko, 84, menjalani hidup seperti kisah Tarzan. Sejak dikucilkan masyarakat 60 tahun silam, dia tinggal di sebuah hutan liar di Australia dengan tangan kosong.

Fomenko, menghuni hutan liar yang berlokasi di antara Cape York dan Ingham, di sebelah utara Queensland. Orang-orang menjuluki pria tua itu sebagai Tarzan di kehidupan nyata.

Fomenko sejatinya bukan pria sembarangan. Dia diyakini sebagai bangsawan Rusia, yakni putra dari Putri Rusia, Elizabeth Machabelli.

Saban hari, Fomenko berjalan kaki dan hanya mengenakan celana pendek. Dia selalu menggendong karung khas di salah satu bahunya.
Sekitar 60 tahun silam, Fomenko dijauhi masyarakat modern. Dia akhirnya bertahan hidup dengan membunuh buaya dan babi dengan tangan kosong di alam liar di Australia.

Kisahnya bermula ketika dia melarikan diri dari Sydney pada usia 24 tahun. Dia kemudian menjalani hidup seperti seorang pertapa di hutan liar.

Pada tahun 1959, ada laporan bahwa penduduk setempat di Queensland pernah menyelamatkan “Tarzan” karena mengalami kelaparan setelah menjelajahi hutan tropis yang dipenuhi buaya. “Tarzan” yang diselamatkan penduduk itu, diduga Fomenko.

Kemudian pada tahun 1964, pria itu pernah dikejar-kejar polisi karena hanya mengenakan celana dalam kotor. Menurut laporan Sydney Morning Herald, pria itu ditangkap polisi karena bertindak tak senonoh sebelum akhirnya dinyatakan gila.

Tapi setelah dibebaskan, pria itu kembali ke hutan liar dan tinggal di antara komunitas suku Aborigin sampai 2012, sebelum akhirnya dibawa ke fasilitas kelompok Aged Care Cooinda Gympie.

Fomenko diketahui putra dari Putri Elizabeth Machabelli dan atlet Daniel Fomenko asal Georgia, bagian dari Uni Soviet sebelum pecah. Keluarga Fomenko melarikan diri ke Jepang pada akhir 1930-an.

Tapi tiga tahun setelah Jepang menginvasi China untuk memulai perang di Pasifik pada tahun 1937, keluarga itu melarikan diri lagi ke Sydney.Lantaran merasa asing dengan hambatan bahasa dan status pengungsi, ayah Fomenko perlahan-lahan menghilangkan diri dari kehidupan modern.

Fomenko pernah menghilang dari publik pada akhir 2012. Kala itu, penduduk Queensland memperbincangkan nasib pria yang memprihatinkan itu. Pejabat polisi senior di wilayah setempat, Scott Hayes, saat itu menyatakan bahwa keluarga Fomenko ingin menjauh.

Tapi, pada minggu lalu Fomenko kembali ditemukan berada di sebuah rumah peratawan dalam kondisi baik.“Dia orang yang bahagia, dia baik,” kata seorang resepsionis dari rumah perawatan Cooinda Aged Care kepada Daily Mail Australia, Senin (14/9/2015).

Menurut petugas itu, Fomenko kini berada di kursi roda. ”Dia sangat bahagia di sini,” lanjut petugas yang menolak diidentifikasi. ”Dia tidak berkomunikasi dengan siapa pun, dia penyendiri. Tapi dia senang dan puas di sini.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4717 seconds (0.1#10.140)