PM Jepang Kunjungi Daerah Banjir
A
A
A
TOKYO - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengunjungi daerah yang dilanda bencana banjir beberapa hari lalu. Dalam kesempatan itu, Abe menyatakan, pemerintah Jepang akan secepatnya melakukan rekonstruksi terhadap sejumlah fasilitas keamanan yang rusak akibat diterjang banjir.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan para korban, dengan membangun kembali bantaran sungai yang rusak secepat mungkin, agar kejadian ini tidak terulang," kata Abe seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/9/2015).
Dengan menggunakan helikopter militer, Abe melihat sejumlah kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir besar yang melanda wilayah Jepang utara beberapa hari lalu itu. Ia juga menyempatkan diri bertemu dengan para korban banjir.
Sementara itu, laporan media Jepang menyatakan, sebanyak 2.000 tentara, polisi dan petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk menyelamatkan lebih dari 100 orang yang terperangkap di sejumlah bangunan. Para korban ini sebagian besar adalah pasien dan staf medis rumah sakit yang tidak sempat menyelamatkan diri saat banjir datang.
"Kami bekerja keras untuk menyelamatkan para korban yang terjebak di dalam bangunan dan mencari korban hilang yang belum ditemukan sembari memompa air keluar dari bangunan. Namun, disejumlah daerah, ketinggian air masih sangat tinggi sehingga menyulitkan pekerjaan kami," tutur seorang pejabat pemerintah setempat.
Banjir besar datang secara tiba-tiba di kawasan timur serta utara Tokyo pada Jumat kemarin. Banjir ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terkahir dan menyebabkan 28 orang terluka dan sebanyak 23 orang hilang, termasuk dua anak-anak.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan para korban, dengan membangun kembali bantaran sungai yang rusak secepat mungkin, agar kejadian ini tidak terulang," kata Abe seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/9/2015).
Dengan menggunakan helikopter militer, Abe melihat sejumlah kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir besar yang melanda wilayah Jepang utara beberapa hari lalu itu. Ia juga menyempatkan diri bertemu dengan para korban banjir.
Sementara itu, laporan media Jepang menyatakan, sebanyak 2.000 tentara, polisi dan petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk menyelamatkan lebih dari 100 orang yang terperangkap di sejumlah bangunan. Para korban ini sebagian besar adalah pasien dan staf medis rumah sakit yang tidak sempat menyelamatkan diri saat banjir datang.
"Kami bekerja keras untuk menyelamatkan para korban yang terjebak di dalam bangunan dan mencari korban hilang yang belum ditemukan sembari memompa air keluar dari bangunan. Namun, disejumlah daerah, ketinggian air masih sangat tinggi sehingga menyulitkan pekerjaan kami," tutur seorang pejabat pemerintah setempat.
Banjir besar datang secara tiba-tiba di kawasan timur serta utara Tokyo pada Jumat kemarin. Banjir ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terkahir dan menyebabkan 28 orang terluka dan sebanyak 23 orang hilang, termasuk dua anak-anak.
(esn)