Menhan AS: Opsi Militer untuk Hadapi Iran Tetap Ada
Rabu, 02 September 2015 - 17:32 WIB

Menhan AS: Opsi Militer untuk Hadapi Iran Tetap Ada
A
A
A
BALTIMORE - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Ashton Carter mengatakan, AS tetap memiliki opsi militer untuk menghadapi Iran dan ia akan berusaha untuk memastikan jika Iran bukanlah ancaman militer buat AS.
Kendati begitu, perjanjian nuklir internasional adalah sebuah kesepakatan yang bagus. Pasalnya, dengan perjanjian itu AS telah menghilangkan sebuah risiko dan situasi yang tidak pasti akibat proyek nuklir Iran di wilyah yang begitu penting, namun penuh dengan gejolak.
"Kesepakatan itu telah menetapkan batasan bagi Iran. Tetapi bagi kami, tidak ada batasan bagi militer kita, dan opsi militer yang kita punya adalah nyata dan akan tetap nyata," ujarnya dalam konvensi veteren tahunan di Baltimore, seperti dikutip dari Washington On Times, Selasa (2/9/2015).
Carter pun menegaskan komitmen AS untuk melindungi sekutunya, seperti Israel, yang secara tegas menolak kesepakatan itu, dan negara-negara Teluk lainnya. "Kita harus menggunakan militer kita dengan hati-hati dan bijaksana," kata Carter.
AS dan negara-negara kuat di dunia macam Inggris, China, Prancis, Rusia, Jerman dan Uni Eropa dengan Iran telah menyepakati perjanjian nuklir internasional. Perjanjian itu dilakukan untuk membatasi aktivitas nuklir di Negeri Mullah itu dengan imbalan berupa bantuan dan pencabutan sanksi.
Namun, perjanjian ini ditentang oleh Israel dan kubu oposisi pemerintah AS, yaitu Partai Republik. Keduanya menilai perjanjian itu adalah ancaman bagi Israel dan akan mengakibatkan destabilitas di Timur Tengah.
Kendati begitu, perjanjian nuklir internasional adalah sebuah kesepakatan yang bagus. Pasalnya, dengan perjanjian itu AS telah menghilangkan sebuah risiko dan situasi yang tidak pasti akibat proyek nuklir Iran di wilyah yang begitu penting, namun penuh dengan gejolak.
"Kesepakatan itu telah menetapkan batasan bagi Iran. Tetapi bagi kami, tidak ada batasan bagi militer kita, dan opsi militer yang kita punya adalah nyata dan akan tetap nyata," ujarnya dalam konvensi veteren tahunan di Baltimore, seperti dikutip dari Washington On Times, Selasa (2/9/2015).
Carter pun menegaskan komitmen AS untuk melindungi sekutunya, seperti Israel, yang secara tegas menolak kesepakatan itu, dan negara-negara Teluk lainnya. "Kita harus menggunakan militer kita dengan hati-hati dan bijaksana," kata Carter.
AS dan negara-negara kuat di dunia macam Inggris, China, Prancis, Rusia, Jerman dan Uni Eropa dengan Iran telah menyepakati perjanjian nuklir internasional. Perjanjian itu dilakukan untuk membatasi aktivitas nuklir di Negeri Mullah itu dengan imbalan berupa bantuan dan pencabutan sanksi.
Namun, perjanjian ini ditentang oleh Israel dan kubu oposisi pemerintah AS, yaitu Partai Republik. Keduanya menilai perjanjian itu adalah ancaman bagi Israel dan akan mengakibatkan destabilitas di Timur Tengah.
(esn)