Iran: Perang Melawan Israel Belum Berakhir
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran menegaskan, bahwa perang terhadap Israel dan Zionisme belum akan berakhir. Menurut Seyed Mahmoud Nabavi, yang merupakan asisten dari pemimpin tertinggi spiritual Iran, Ayyatolah Ali Khemeni, sikap Iran terhadap dua hal tersebut tidak akan pernah berubah.
"Perang malawan rezim ilegal Zionis adalah salah satu kebijakan yang tidak akan pernah diubah oleh Iran, kami akan selalu mempertahankan hal tersebut," ucap Nabavi seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu (29/8/2015).
Pernyataan Nabavi tersebut merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond. Hammond menuturkan, Iran harus mengubah sikap terhadap Israel, dan Presiden Iran Hassan Rouhani menunjukan sikap untuk lebih lunak terhadap Israel.
"Apa yang diutarakan Hammond benar-benar salah. Sebab, salah satu tujuan revolusi Iran adalah kampanye melawan kekuatan arogan. Kami belum mengakui rezim Zionis sejak awal Revolusi Islam dan kebijakan seperti itu akan terus berlanjut," sambungnya.
Nabavi adalah pejabat Iran ketiga yang menolak pernyataan Hammond tersebut. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran juga menegaskan, apa yang diutarakan Hammond jauh dari kata benar, dan mengatakan Israel tidak memiliki tempat dalam pembicaraan diplomatik antara Teheran dan London.
"Kami telah menolak laporan media sebelum dan selama perjalanan Hammond ke Iran. Kami hanya membahas potensi hubungan bilateral, memerangi ekstremisme dan terorisme. Tidak ada pembicaraan tentang rezim Zionis dan laporan bahwa Iran telah mengubah posisinya adalah salah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham .
"Perang malawan rezim ilegal Zionis adalah salah satu kebijakan yang tidak akan pernah diubah oleh Iran, kami akan selalu mempertahankan hal tersebut," ucap Nabavi seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu (29/8/2015).
Pernyataan Nabavi tersebut merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond. Hammond menuturkan, Iran harus mengubah sikap terhadap Israel, dan Presiden Iran Hassan Rouhani menunjukan sikap untuk lebih lunak terhadap Israel.
"Apa yang diutarakan Hammond benar-benar salah. Sebab, salah satu tujuan revolusi Iran adalah kampanye melawan kekuatan arogan. Kami belum mengakui rezim Zionis sejak awal Revolusi Islam dan kebijakan seperti itu akan terus berlanjut," sambungnya.
Nabavi adalah pejabat Iran ketiga yang menolak pernyataan Hammond tersebut. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran juga menegaskan, apa yang diutarakan Hammond jauh dari kata benar, dan mengatakan Israel tidak memiliki tempat dalam pembicaraan diplomatik antara Teheran dan London.
"Kami telah menolak laporan media sebelum dan selama perjalanan Hammond ke Iran. Kami hanya membahas potensi hubungan bilateral, memerangi ekstremisme dan terorisme. Tidak ada pembicaraan tentang rezim Zionis dan laporan bahwa Iran telah mengubah posisinya adalah salah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham .
(esn)