Israel Tolak Beri Izin Jalan Saudara Petinggi Hamas
Sabtu, 22 Agustus 2015 - 17:33 WIB

Israel Tolak Beri Izin Jalan Saudara Petinggi Hamas
A
A
A
YERUSALEM - Pemerintah Israel menyatakan telah menolak permohonan dari seorang pemimpin Hamas, yang meminta agar saudaranya diberikan izin untuk melakukan perjalanan ke Jalur Gaza. Israel melakukan hal itu karena sejumlah warganya masih hilang di Gaza.
Pihak keamanan Israel, COGAT menyatakan, permintaan Ismail Haniyeh ditolak karena munculnya kasus kemanusiaan Israel di Gaza. Pernyataan kasus kemanusiaan Israel itu merujuk pada hilangnya dua warga Israel di Gaza, serta tentara Israel yang menjadi tawanan kelompok tersebut, seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (22/8/2015).
Tiga orang saudari Ismail Haniyeh diketahui tinggal di Israel karena menikah dengan kelompok minoritas Arab Israel sebelum meletusnya Intifada Pertama pada tahun 1987. Saat itu, perjalanan lintas wilayah kedua negara masih mudah.
Israel kemudian membatasi perjalanan ke wilayah Jalur Gaza dengan alasan keamanan. Meski begitu, negara zionis ini akan memberi pengecualian untuk kasus-kasus kemanusiaan.
Hamas dan Israel adalah dua musuh besar yang kerap terlibat konflik.
Tercatat, keduanya telah tiga kali berperang sejak Hamas merebut wilayah Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada tahun 2007 lalu. Sejak saat itu, Hamas memerintah Jalur Gaza sedangkan Abbas menguasai Tepi Barat.
Pihak keamanan Israel, COGAT menyatakan, permintaan Ismail Haniyeh ditolak karena munculnya kasus kemanusiaan Israel di Gaza. Pernyataan kasus kemanusiaan Israel itu merujuk pada hilangnya dua warga Israel di Gaza, serta tentara Israel yang menjadi tawanan kelompok tersebut, seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (22/8/2015).
Tiga orang saudari Ismail Haniyeh diketahui tinggal di Israel karena menikah dengan kelompok minoritas Arab Israel sebelum meletusnya Intifada Pertama pada tahun 1987. Saat itu, perjalanan lintas wilayah kedua negara masih mudah.
Israel kemudian membatasi perjalanan ke wilayah Jalur Gaza dengan alasan keamanan. Meski begitu, negara zionis ini akan memberi pengecualian untuk kasus-kasus kemanusiaan.
Hamas dan Israel adalah dua musuh besar yang kerap terlibat konflik.
Tercatat, keduanya telah tiga kali berperang sejak Hamas merebut wilayah Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada tahun 2007 lalu. Sejak saat itu, Hamas memerintah Jalur Gaza sedangkan Abbas menguasai Tepi Barat.
(esn)